Yakni pertama, menyiapkan
sarana prasarana seperti drainase, tanggul, dan perlengkapan penyelamatan.
Kedua, sosialisasi risiko
bencana serta pengaktifan posko siaga 24 jam.
Ketiga, memastikan kesiapan
SDM dan peralatan seperti Tagana, KSB, dan lumbung sosial.
Keempat, memberi
perhatian khusus pada jalur mudik dan arus balik Natal dan Tahun Baru.
“Langkah-langkah ini harus
dijalankan secara sinergis. Infrastruktur di daerah harus dipastikan siap,
masyarakat diedukasi, dan petugas di lapangan harus siaga penuh," kata
Pratikno saat memimpin Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim penghujan menjelang
libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada
Selasa (17/12/2024).
"Kita tidak boleh
lengah karena potensi bencana bisa datang kapan," tegasnya.
Untuk itu, dia meminta
seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor.
Menurutnya, kolaborasi
antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai elemen masyarakat menjadi kunci
keberhasilan mitigasi Lebih lanjut Pratikno menyampaikan bahwa
risiko bencana hidrometeorologi diperkirakan cukup tinggi pada Desember,
Januari, dan Februari.
Pemerintah telah memetakan
wilayah-wilayah rawan yang berpotensi mengalami curah hujan ekstrem, angin
kencang, gelombang tinggi, banjir, dan tanah longsor. “Kita harus
bergerak bersama, respons cepat dan kesiapsiagaan penuh adalah hal yang utama,”
katanya.
Dalam acara tersebut, Menko PMK turut menyerahkan bantuan simbolis kepada pemerintah provinsi serta kabupaten/kota yang telah menetapkan status siaga atau tanggap darurat. Penyerahan ini bertujuan untuk mempercepat kesiapsiagaan dan penanganan bencana di lapangan.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Kepala BNPB Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Anggota Komisi VIII DPR RI Ina Ammania, serta jajaran Forkopimda, Bupati/Wali Kota, dan Kepala Pelaksana BPBD se-Jawa Timur. (Yit)