Wali Kota Eri: Bukan Sekadar Wisata, Kota Lama Sebagai Pengingat Sejarah

 






Surabaya-Grand Launching Kota Lama berlangsung semarak, masyarakat se-Kota Surabaya tumpah ruah di Zona Eropa, Plaza Outdoor Internatio Building, Rabu (3/6/2024) malam. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyuguhkan berbagai pertunjukan menarik, mulai dari video mapping show, orchestra, teatrikal, hingga drum corps.

Pada kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji turut serta meresmikan Kota Lama. Tak hanya itu, juga hadir jajaran Pimpinan DPRD Kota Surabaya, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, Koso Nippon, hingga stakeholder.

Wali Kota Eri Cahyadi mengapresiasi seluruh masyarakat Kota Surabaya yang hadir dalam Grand Launching Kota Lama di malam ini. Menurutnya, seluruh masyarakat yang hadir kali ini lebih banyak daripada soft launching Kota Lama Surabaya pekan lalu.

“Alhamdulillah, pada malam hari ini setelah soft launching 27 Juni, ternyata antusiasme warga Kota Surabaya sangat luar biasa. Dan hari ini ketika grand launching tambah luar biasa, ini menunjukkan warga Surabaya yang luar biasa,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Wali Kota Eri mengungkapkan, Kota Lama Surabaya tak kalah bagusnya dengan Kota Tua di Jakarta, Jawa Barat dan Kota Lama di Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, Kota Lama Surabaya mempunyai nilai sejarah yang tak kalah unik dengan kota-kota lainnya.

Karena di Kota Lama Surabaya memiliki tempat paling ikonik yang menjadi saksi bisu pecahnya pertempuran 10 November 1945. Salah satu tempat tersebut yaitu, Jembatan Merah. Di lokasi yang tak jauh dari Gedung Internatio itu, menjadi tempat tewasnya Jenderal A.W.S Mallaby.

“Wisata Kota Lama ini bukan hanya sebagai destinasi wisata. Akan tetapi juga sebagai pengingat, untuk selalu menjaga nilai-nilai sejarah yang ada di Kota Surabaya. Ingatlah, Bung Karno selalu mengatakan ‘Jas Merah’ (Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah),” ungkapnya.

Wali kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu ingin, dengan adanya destinasi wisata Kota Lama, warga Surabaya tidak melupakan jasa-jasa para pejuang. “Karena pejuang kita berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Pejuang kita berjuang dengan tenaganya, ada yang berjuang dengan hartanya, keberaniannya. Maka dengan diresmikannya, Grand Launching Kota Lama, ayo arek-arek Suroboyo berjuang memberantas stunting, kemiskinan, hingga putus sekolah,” tegasnya.

Tak lupa, Cak Eri mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya dan stakeholder yang telah membantu bersinergi menghidupkan Kota Lama. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada awak media dan influencer yang telah memberitakan dan mempromosikan Kota Lama sehingga dikenal oleh masyarakat.

“Ayo kita gaungkan terus melalui media sosial dan media-media yang ada, kita tunjukkan bahwa Surabaya tidak berhenti untuk berjuang, dan selalu berbuat kebaikan. Semoga dengan grand launching ini, Surabaya diberikan berkah oleh gusti Allah,” ucapnya.

Di kesempatan ini, Cak Eri bersama Wakil Wali Kota Armuji beserta rombongan ikut mengendarai mobil listrik model Jeep Limousine mengelilingi zona eropa hingga ke kawasan zona pecinan di Kya-Kya, Jalan Kembang Jepun. Setibanya di Kya-Kya, tepatnya di Shin Hua Barbershop, Cak Eri menyempatkan diri untuk cukur rambut.

Diketahui, Shin Hua Barbershop adalah tempat cukur rambut tertua di kawasan Kota Lama Surabaya. Usia barbershop yang terletak di zona pecinan ini, usianya kurang lebih sekitar 100 tahun.

Di samping itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah mengaku bersyukur, Grand Launching Kota Lama berjalan lancar. Bahkan, antusiasme masyarakat yang hadir lebih banyak daripada saat soft launching pada 27 Juni 2024.

Hidayat mengatakan, Grand Launching Kota Lama Surabaya kali ini, pemkot mendapatkan bantuan 2 unit mobil listrik model Jeep Limousine. Selain itu, pemkot juga mendapatkan bantuan 25 unti becak listrik, untuk dinikmati pengunjung wisata Kota Lama. Rencananya, lanjut Hidayat, pemkot akan terus menambah angkutan massal untuk wisata Kota Lama ke depannya.

“Nah, untuk menikmati sarana itu, nanti pengunjung bisa membeli tiketnya. Untuk mobil listrik Jeep Limousine itu tiketnya sekitar Rp25 ribu. Kalau mobil Jeep (mesin) nanti harganya Rp45 ribu per orang,” kata Hidayat.

Hidayat berharap, adanya wisata Kota Lama, pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya terus meningkat. Maka dari itu, ia berharap ke depannya Disbudporapar Surabaya akan lebih banyak lagi kegiatan agar kunjungan wisata di Kota Surabaya terus meningkat.

“Dampaknya sudah kelihatan dari pendapatan Pemkot Surabaya, pajak hotelnya naik, pajak hiburannya naik, pajak restorannya naik, bahkan pajak parkirnya pun juga naik. Bahkan kemarin bisa dilihat dari saat liburan saja kemarin banyak masyarakat yang datang Sumatera, bahkan Indonesia Timur,” harapnya.

Rencana ke depan, pemkot melalui Disbudporapar Surabaya akan menggelar pertandingan e-Sport di Kota Lama Surabaya pada 26 Juli 2024, kemudian juga ada pertandingan Pesta Vintage yang digelar oleh RRI Surabaya.

“Kita mulai besok juga ada pertandingan semi final Proliga di komplek Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), kemudian juga ada Piala AFF U-19 2024 yang juga digelar di Stadion GBT serta Stadion Gelora 10 November (G10N), Tambaksari. Kemudian dilanjut dengan Voli Champion,” katanya.

Kota Lama Surabaya semakin semarak ketika Pemkot Surabaya menyajikan video mapping show di Plaza Outdoor Internatio Building kemarin malam. Video mapping show berdurasi kurang lebih 10 menit itu berhasil memanjakan mata para pengunjung yang hadir.

Video mapping hasil karya Project Director LZY Visual, Muhammad Edo Barudi itu, menampilkan gambar 3 Dimensi (3D) yang memukau. Mulai dari menampilkan video peperangan 10 November 1945, perjuangan Arek-arek Suroboyo, hingga masih banyak penampilan yang menakjubkan lainnya.

“Tadi juga ada tampilan 3D gedung tampak terlihat terlihat hidup, seperti seakan runtuh, hingga seakan terbakar. Dengan visual tadi, nuansa Kota Lama menjadi semakin lebih hidup lagi,” kata Edo.

Dalam pembuatan video mapping show ini, Edo membutuhkan waktu sekitar 4 minggu. Melalui proses yang panjang, Edo berhasil menjadikan suasana malam Grand Launching Kota Lama Surabaya semakin meriah.

Edo menambahkan, sebelum membuat video mapping show di Grand Launching Kota Lama Surabaya, ia sempat juga membuat video mapping show di beberapa acara kegiatan nasional bahkan internasional. Seperti World Water Forum, Indonesia Pavilion, KTT ASEAN, dan di kegiatan-kegiatan lainnya.

“Harapannya video mapping show di Gedung Internatio kali ini adalah yang pertama kali. Ke depannya, kami harap kami bisa mewarnai lebih banyak lagi Kota Surabaya dengan video mapping ini,” pungkasnya. (Ham)




Lebih baru Lebih lama
Advertisement