JAKARTA - Penyanyi
Edo Kondologit menilai Menko PMK Muhadjir Effendy pas menjadi figur
Bapaknya Orang Papua karena memiliki dedikasi yang jelas dal memberdayakan
masyara Papua.“Saya sangat setuju itu, Pak Muhadjir sangat layak dijadikan Bapaknya Orang
Papua. Beliau orang yang penuh dedikasi terutama di dunia pendidikan. Persoalan
utama di Papua itu adalah pendidikan, dan dengan beberapa program pendidikan di
Papua, perlu support pemerintah pusat dan beliau saya kira sudah banyak berbuat
untuk Papua,” ujar Edo Kondologit yang dihubungi beberapa waktu lalu.
Menurut Edo, Muhadjir adalah pejabat yang mau turun ke masyarakat. Mau
mendengar langsung persoalan dari masyarakat, bukan hanya mendengar dari
pejabat-pejabat Papua saja.
“Banyak pejabat di Papua ini hanya menjadi pejabat semacam sinterklas atau
pemadam kebakaran saja. Tidak tahu akar permasalahan di rakyatnya. Ada
rakyat kelaparan, bagi-bagi makanan, persoalan selesai. Ada kebakaran,
dipadamkan, dan selesai. Pak Muhadjir, tidak begitu. Dia bukan pejabat
helikopter yang hanya melihat dari atas. Tapi dia datangi rakyat langsung. Itu
yang dibutuhkan Papua!,” tegas Edo seraya menegaskan bahwa Muhadjir adalah sosok
pemimpin yang bekerja dalam senyap.
“Saya tahu, beliau adalah pemimpin yang kerja, kerja, kerja. Pak Muhadjir
sepertinya juga bukan sosok yang suka pajang diri. Bukan pemimpin yang suka
memamerkan apa yang telah dikerjakannya. Dia adalah pemimpin yang mau duduk
sejajar dengan rakyat dan mau mendengar. Dia adalah Bapaknya Orang Papua,”
pungkas Edo
Muhadjir memang dikenal sebagai menteri yang suka blusukan di Tanah Papua. Hal
itu dilakukan sejak jadi Mendikbud. Sering kali juga tanpa takut nerobos daerah
bahaya KKB. Pernah mendatangi sekolah yang dibakar, sekolah yang gurunya
mengalami kekerasan. Seperti menyerahkan bantuan sosial langsung ke rakyat di
pedalaman, mengecek puskesmas, membangun sekolah di pegunungan.
Muhadjir akrab dengan kalangan gereja maupun aktivis dan tokoh-tokoh masyarakat
adat. Yang menggemparkan ketika dia menyatakan pembangunan Papua bisa baik
kalau dilakukan putra-putri Papua sendiri. Kenyataannya sumberdaya manusia
Papua cukup berlimpah. Selama ini terkesan sumber daya manusia Papua
terabaikan. Kalah dengan pendatang. Bahkan hanya jadi penonton pembangunan.
Muhadjir sebelum ini sudah dinobatkan sebagai Ebes (Bapak) Arema (Arek Malang).
Merupakan orang kedua yang dinobatkan setelah Ebes Soegiyono
Kalangan masyarakat Papua menganggap Prof Muhadjir Effendy, Menko PMK,
merupakan figur yang tepat menjadi Bapaknya Orang Papua. Sudah lama orang Papua
tidak punya sosok Bapak setelah Acub Zainal dan Ebes Soegiyono.
Sergiuswamsiwor, tokoh pendidikan di Merauke mengatakan, kiprah Muhadjir dalam
memberdayakan masyarakat Papua sejak menjadi Mendikbud pada Kabinet
Jokowi Jilid satu, menjadi tonggak ukurnya.
Menurut Sergiuswamsiwor, kriteria Bapaknya Orang Papua itu antara lain punya
komitmen yang kuat terhadap manusia Papua. Bisa menjadi penganyom. Punya rekam
jejak yang jelas dalam memberdayakan manusia Papua. Bahkan, Sergius,
perintis Sekolah Satu Atap Merauke ini mengakui dirinya adalah hasil didikan
Muhadjir.
Tercatat dua orang yang dianggap Bapaknya Orang Papua adalah Acub Zainal dan
Ebes Soegiyono. Keduanya dianggap mampu mengangkat harkat dan martabat orang
Papua melalui olahraga.
Acub, Gubernur Irja 1973-1975 membangun Stadion Mandala Jayapura yang megah.
Mengorbitkan Persipura. Mempromosikan banyak pemain bola Papua ke seluruh Indonesia
seperti Johanes Auri, Timo Kapisa, Tinus Heipon.
Ebes Soegiyono, wagub Irja 1983-1987 juga banyak mengangkat Papua melalui bola
dan tinju. Seperti munculnya petinju Yudas Mofu, John Hamadi. Setelah Acub dan
Ebes, praktis belum muncul sosok baru. (hpo)