Surabaya-Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi menyerahkan piagam penghargaan bagi pemenang pangeran dan putri lingkungan hidup Kota Surabaya 2023 di Graha Sawunggaling, Rabu (11/10/2023). Dalam acara tersebut, Wali Kota Eri juga ingin para pangeran dan putri lingkungan hidup itu bisa menjadi pemimpin, khususnya pemimpin di kampung-kampung mereka masing-masing.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa seorang pemimpin itu dimulai ketika dia mencintai lingkungannya, ketika muncul hati mencintai warga sekelilingnya. Hal itu sudah dilakukan dan sudah muncul di dalam hati para pangeran dan putri lingkungan Surabaya. “Jadi, Pak Kadis DLH (Dinas Lingkungan Hidup), tolong jadikan mereka pemimpin di kampung-kampung mereka masing-masing,” kata Wali Kota Eri.
Menurutnya, Pemkot Surabaya saat ini punya program pemilihan sampah organik dan non organik mulai dari rumah. Makanya, Wali Kota Eri meminta supaya pangeran dan putri lingkungan hidup itu dilibatkan. Ia mencontohkan pangeran 3 menjadi pemimpin di kampungnya sendiri, dan begitu pula pangeran dan putri lingkungan hidup lainnya.
“Tugas mereka mengajak warga di kampungnya itu untuk bersama-sama melakukan pemilihan sampah organik dan non organik mulai dari rumahnya masing-masing. Kalau anak-anak ini yang mengajak para orang tua, insyaallah ampuh karena mereka akan malu kalau tidak melakukannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Pendidikan untuk memfasilitasi dan mensupport kebutuhan mereka selama memimpin di kampungnya masing-masing. Bagi dia, pendidikan yang semacam ini yang sebenarnya dia inginnya, karena pendidikan semacam ini tidak ada di bangku sekolah.
“Siap ya anak-anakku mengajak warga di kampungnya untuk bersama-sama memilah sampah organik dan non organik?” tanya Wali Kota Eri kepada seluruh pelajar yang hadir dalam acara tersebut. Sontak semuanya menjawab “Siap.”
Selain itu, Wali Kota Eri juga berharap kepada seluruh guru dan kepala sekolah di Surabaya untuk tidak hanya fokus pada bidang akademik saja. Namun, ekstrakurikuler dan kegiatan semacam ini harus terus dilanjutkan. Ia juga menyampaikan terimakasih kepada para guru dan kepala sekolah yang telah membimbing anak-anaknya itu.
“Mereka ini adalah aset negara di masa depan. Teruslah berkarya anak-anakku, jangan pernah berhenti berkarya. Kalau menjadi pemimpin, teruslah menjadi pemimpin yang mencintai lingkungannya,” tegasnya.
Sementara itu, Presiden Tunas Hijau Muhammad Zamroni mengatakan bahwa pemilihan pangeran dan putri lingkungan hidup itu dimulai sejak Februari 2023. Saat itu, peserta yang ikut sebanyak 1.126 dan salah satu syarat mengikuti kompetisi ini adalah harus punya proyek lingkungan yang sudah dilakukan dan terus dilakukan.
“Mereka kami seleksi melalui empat tahap dan itu terus kontinyu sampai akhirnya terpilihlah 63 finalis pangeran dan putri lingkungan hidup. Setelah itu, mereka kami seleksi lagi dan akhirnya ada 20 peserta yang menjadi juara umum atau menjadi pangeran dan putri lingkungan hidup Surabaya 2023,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa banyak sekali prestasi dan pencapaian yang telah dilakukan oleh para finalis pangeran dan putri lingkungan hidup Surabaya 2023 ini. Di antaranya, ada sebanyak 275.836 orang teredukasi dengan proyek para finalis, sebanyak 229.579 tanaman yang telah ditanam oleh finalis, sebanyak 51 ton 12 kg sampah organik yang berhasil diolah oleh finalis, 1.848 kg minyak jelantah yang terselamatkan dan tidak dibuang ke saluran air, sebanyak 5 ton 774 kg sampah anorganik yang berhasil diolah oleh para finalis, sebanyak 1 ton 200 kg limbah tekstil yang terolah, dan 1 ton 17 kg diapers yang telah diolah.
“Jadi, banyak sekali pencapaian mereka. Bahkan, ada tanaman yang sulit untuk ditanam, malah berhasil dibudidayakan oleh mereka. Sungguh luar biasa mereka ini,” katanya.
Di samping itu, Zamroni juga sangat mengapresiasi dan siap mendukung kebijakan dan komitmen Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajaran Pemkot Surabaya yang ingin mendukung dan mensupport pangeran dan putri lingkungan hidup. Apalagi, mereka akan dijadikan pemimpin di kampungnya masing-masing.
“Sebenarnya, mereka sudah melakukan itu di kampungnya, mengajak warga untuk memilah sampah meskipun dengan komunikasi yang ala kadarnya. Nah, kalau ini semakin disupport pemkot, tentu sangat bagus ini, karena kami memang berharap mereka ini tidak hanya berhenti sampai di sini, eman karena pondasinya sudah bagus, eman kalau tidak diteruskan. Akan sangat luar biasa kalau disupport pemkot,” pungkasnya. (Ham)