SURABAYA – Muhammadiyah disarankan untuk tidak terlalu agresif dalam merespon manuver Partai Amanat Nasional (PAN) yang menominasikan kader terbaik Muhammadiyah Prof Muhadjir Effendy menjadi bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
“Muhammadiyah itu memiliki pengalaman yang panjang dalam high politics. Untuk itu sebaiknya tidak terlalu agresif merespon manuver PAN. Cukup wait and see saja,” kata Imam Sugiri, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya, Senin (17/7/2023).
Sementara itu, tokoh muda Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur Muhammad Roissuddin mengatakan, pilihan PAN menominasikan Muhadjir sebagai bacawapres alternatif sangat tepat. Sebab selain kader terbaik Muhammadiyah, Muhadjir adalah representasi Islam moderat. Pola komunikasinya sangat cair dan bisa diterima di berbagai kelompok masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy menjadi alternatif bacawapres PAN di samping Menteri BUMN Erick Thohir.
Menurut Imam Sugiri, manuver PAN yang melirik Muhadjir karena sudah menawarkan Erick Thohir ke mana-mana tidak laku. Agar tidak kehilangan moment maka mencari figur yang memiliki basis masa yang kuat. Kriteria figur itu ada di Muhadjir dengan dengan Muhammadiyahnya.
“Pertanyaanya apakah Muhammadiyah mau dijadikan politik dagang sapinya PAN? Muhammadiyah itu memiliki pengalaman yang panjang dalam high politics. Untuk itu sebaiknya tidak perlu bersikap terlalu agresif merespon manuver PAN. Cukup wait and see saja. Sebab ada risikonya. Kalau PAN tidak ada risiko melakukan politik dagang sapi karena memang partai politik,” katanya.
Roissuddin mengatakan, PAN bisa memasangkan Muhadjir dengan Anies Baswedan, Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo. “Sosok Muhadjir itu bisa disandingkan dengan calon presiden siapa saja. Praktis tidak punya kendala dengan partai apapun,” katanya.
Rois memberikan warning agar Zulhas tidak hanya lip servis. Kalau sekadar lip servis bisa mengecewakan umat Muhammadiyah. Dan ini akan jadi bumerang bagi PAN. “Bisa-bisa konstituen PAN di Muhammadiyah akan bedol desa ke Partai Ummat,” ujarnya.(hpo)