Bondowoso - Kepala Bappeda sekaligus Pengelola Geopark Jawa Timur M Yasin menuturkan, Konferensi Internasional ke-10 Geopark UNESCO di M’Goun UGGp (Unesco Global Geopark) akan diselenggarakan pada 5-12 September 2023 di Maroko, Afrika.
Ia berharap, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bisa hadir dalam konferensi tersebut sebagai tindaklanjut sidang tahunan di Paris, Prancis pada tanggal 24 Mei 2023 lalu, penganugerahan Kawah Ijen sebagai taman dunia.
"Mudah-mudahan dengan penetapan UNESCO Global Geopark dari Ijen ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara," kata Yasin.
"Undangan telah disampaikan kepada Ibu Gubernur dan didisposisi ke Disbudpar Jatim. Saat ini, kami sedang menunggu arahan lebih lanjut dari ibu gubernur," imbuh dia.
Yasin juga menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang mendasari pengukuhan Kawah Ijen sebagai salah satu bagian dari Geopark Global UNESCO. Salah satunya, provinsi yang memiliki peran yang cukup strategis selama proses pengajuan.
Sehingga menambah, aspiring (calon) lain di Indonesia dengan nilai yang tinggi, diangka 873. Yasin juga menambahkan, jika ini kerjakeras bersama stakeholder setempat, dan komunitas sehingga selain pemanfaatan geologi juga menjadi peningkatan ekonomi warga.
"Salah satu syarat wajib Geopark yang telah ditetapkan dalam UGGp adalah peran aktif dalam setiap agenda UNESCO dalam bentuk jejaring antar UGGp," imbuh pria kelahiran Bojonegoro itu.
Geopark Ijen berada dalam dua wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Geopark Nasional Ijen memiliki international outstanding value berupa keberadaan blue fire dan danau terasam didunia. Didukung pula dengan potensi keindahan sisa letusan Geologi, keberadaan flora fauna endemik, dan budaya lokal yang dapat menyerap banyak wisatawan.
Saat ini, di Jatim terdapat dua geopark berstatus UGG/UGGp (Gunungsewu dan Ijen), pertama geopark berstatus Nasional (Geopark Bojonegoro) dan beberapa berstatus aspiring untuk diajukan tingkat Nasional. Yaitu, Bromo Tengger Semeru (BTS) meliputi Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang.
Lalu, Bumi Manusia Wajak (Wajakensis) di Tulungagung dan Trenggalek, Karst di Malang, Blitar, Pulau Bawean Gresik, Geopark Magetan, Gunung Kelud di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. (hpo)