JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dipercaya Presiden Joko Widodo untuk melakukan diplomasi “sentuh hati” ke Republik Vanuatu. Selama ini Vanuatu merupakan negara paling keras mendukung Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP).
Diplomasi “sentuh hati” itu dilakukan dengan memberikan bantuan kemanusiaan pada saat negara yang terletak di Samudera Pasific bagian selatan itu dilanda bencana alam Siklon Judy dan Kevin.
Bencana yang terjadi pada awal Maret 2023 lalu tersebut mengakibatkan kerusakan infrastruktur, pencemaran sumber air, hingga kerusakan koneksi telepon dan internet. Pemerintah Vanuatu menetapkan keadaan darurat dan meminta bantuan luar negeri.
Meski misi diplomasi “sentuh hati” ini tidak diutarakan secara verbal, tapi bisa dilihat dari cara pemerintah Indonesia mengambil langkah kemanusiaan sebagai pintu masuk penyelesaian masalah hubungan kedua negara akibat perbedaan sikap soal Papua Barat.
Bahwa concern kemanusiaan Indonesia tidak terpengaruh oleh sikap politik Vanuatu yang paling keras mendukung gerakan separatis di Papua Barat yang tentunya tidak disukai Jakarta.
Muhadjir tiba di Vanuatu sekitar Pukul 11.20 waktu setempat. Tampak dalam rombongan antara lain, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono.
Mereka diterima secara langsung oleh Perdana Menteri Vanuatu Ishmael Kalsakau didampingi Menteri Luar Negeri Vanuatu Jotham Napat serta para pejabat pemerintahan Vanuatu. Penyambutan dilakukan dengan penuh rasa persahabatan.
"Tadi saya sudah membicarakan lebih lanjut secara teknis bagaimana distribusi bantuan maupun rehabilitasi gedung VIP Bandara Vanuatu yang sudah menjadi komitmen dan atas persetujuan bapak Presiden juga untuk kita segera lakukan perbaikan," jelas Muhadjir.
Dia berharap kerja sama antara negara Indonesia dengan Vanuatu akan semakin meningkat di masa yang akan datang. Tidak hanya sebatas bantuan kemanusiaan tetapi berkaitan juga dengan permasalahan ekonomi.
Memperkuat kerja sama
Selain itu, kerja sama tersebut dapat memperkuat posisi masing-masing dalam kaitannya dengan keberadaan wilayah Indonesia dengan Vanuatu di kawasan Pasifik khususnya Pasifik Selatan. Saat ini, Indonesia bersama Vanuatu bermitra dalam organisasi multilateral negara-negara Pasifik, yakni Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Pacific Islands Forum (PIF).
"Tadi juga pembicaraan saya dengan Menteri Luar Negeri Vanuatu, mereka berharap agar kerja sama Republik Vanuatu dengan Indonesia akan makin meningkat di masa depan, tidak hanya terbatas pada bantuan-bantuan kemanusiaan dan atas nama persaudaraan antara rakyat Vanuatu dan Indonesia," tuturnya.
Bantuan kemanusiaan yang dikirim Indonesia ke Vanuatu senilai Rp 7,12 miliar terdiri dari tenda pengungsi, tenda keluarga, generator, velbed, hygiene kits, sweater anak, jaket anak, jaket dewasa, perkakas tukang, rendang, paket sembako, lampu solar, dan gegaji mesin. Selain itu, Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan perbaikan ruangan VIP Bandara Port Vila, Vanuatu.
"Mudah-mudahan bantuan ini dapat diterima dengan baik oleh pemerintah dan rakyat Vanuatu dan kemudian kita bisa membangun hubungan yang jauh lebih meningkat di semua sektor terutama sektor ekonomi dan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vanuatu," Kata Muhadjir. (Hpo)