Surabaya- Cuaca ekstrem mengakibatkan peningkatan suhu udara, munculnya penyakit seperti demam, malaria, dan tifus. Adanya bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan dan banjir, juga mengancam ketersediaan air bersih.
Untuk itu Komisi A DPRD Surabaya meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, untuk siap siaga dan tanggap terhadap dampak bencana alam, ditengah cuaca ekstrem.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya Ghofar Ismail menjelaskan, saat dirinya reses beberapa waktu lalu, mendapati rumah di kawasan Kembang Kuning yang rusak atapnya, akibat terjangan hujan deras, disertai angin kencang.
"Sudah saya sampaikan kondisi rumah yang atapnya rusak akibat hujan dan angin kencang ini, ke pihak BPBD dan akan segera ditindak lanjuti," ujarnya, Rabu ( 2/11/2022).
Bahkan, ia meminta supaya BPBD Kota Surabaya memetakan kawasan mana yang rawan terdampak bencana alam dan mana yang tidak rawan terdampak dan harus di siapkan pos-posnya.
"Satuan-satuan kerja di BPBD secepatnya memetakan mana yang rawan dampak bencana dan juga harus menyiapkan pos-pos yang perlu perhatian khusus, agar bisa menanggulangi secara cepat, jika terjadi bencana alam,” ungkapnya.
Ia mendorong Pemkot Surabaya agar, anggaran BPBD Kota Surabaya lebih diprioritaskan pada operasional penanggulangan bencana alam.
"Anggaran BPBD kota Surabaya di APBD 2023, lebih difokuskan pada ke operasional tanggap bencana alam," tuturnya. (Ham/Adv)