Surabaya- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan terus berupaya menyempurnakan seluruh sektor pelayanan publik kepada masyarakat. Tak terkecuali terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di seluruh rumah sakit maupun puskesmas.
Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jawa Timur, Isa Anshori memberikan apresiasi terhadap pelayanan kesehatan di Surabaya. Ia berpendapat, bahwa ada perubahan yang cukup baik dalam hal kecepatan pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan.
"Yang tadinya misalkan mulai dari pendaftaran sampai dengan penanganan yang biasanya cukup lama, sekarang ini tak lebih dari 15 menit itu sudah ditangani," kata Isa Ansori saat dihubungi Kamis (20/10/2022).
Pengalaman mendapatkan kecepatan pelayanan kesehatan di Surabaya itu dialami sendiri oleh Isa Ansori. Seperti saat ia memeriksakan sang cucu ke RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) dan istrinya ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr Ramelan (RSPAL) Surabaya. "Misalkan saya di BDH itu tidak sampai 15 menit mulai datang sampai dengan dilayani dokter di tingkat pertama. Kalau di RS swasta saya melihat di RSAL cukup bagus," ujarnya.
Sebagai warga Surabaya, Isa juga menilai, bahwa sekarang ini pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan lebih mengedepankan terhadap melayani pasien. Sementara terkait proses administrasi dan sebagainya, dilakukan setelah pasien tersebut tertangani.
"Surabaya ini kan kota besar tetapi tidak individualis. Sehingga ini momentum Surabaya menjadi kota yang humanis untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat Surabaya maupun masyarakat yang berobat ke Surabaya," terangnya.
Ia juga mengakui, ada perubahan yang cukup luar biasa dalam hal kecepatan pelayanan kesehatan di Surabaya dibanding 1-2 tahun sebelumnya. Baginya, kecepatan pelayanan kesehatan itu sangatlah penting untuk memberikan kepastian waktu bagi pasien dan keluarganya.
"Misalkan kalau saya MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), kemudian harus ke rumah sakit (menunggu) sampai 6 jam itu kan berarti saya tidak mendapatkan sesuatu hari ini dengan pekerjaan saya. Dan itu artinya keluarga saya akan menjadi korban," kata Isa mencontohkan.
Nah, dengan kepastian pelayanan yang terukur maksimal 15 menit, Isa berpendapat, bahwa masyarakat dapat memperkirakan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan layanan di rumah sakit hingga kembali pulang ke rumah. "Menurut saya ini penting. Dan di layanan kesehatan Surabaya sudah mulai seperti itu," jelasnya.
Di lain hal, Isa juga mendorong adanya penataan dari sisi komunikasi petugas pelayanan kesehatan. Meski demikian, ia memahami betul karena dengan beban kerja yang berat dan tinggi, terkadang membuat petugas kesehatan kelelahan. "Menurut saya faktor komunikasi perlu ditata, sehingga selelah apapun (petugas) tapi bisa dengan sabar senyum melayani masyarakat," pesan dia.
Di akhir, Isa menyatakan, bahwa perubahan dalam hal pelayanan kesehatan ini telah menjadi salah satu program besar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Yakni, bagaimana menjadikan Surabaya kota yang humanis dalam konteks pelayanan kesehatan.
"Sehingga ini akan berdampak pada orang lain untuk melakukan aktivitas lain. Ketika mereka harus ke dokter, rumah sakit, mereka punya kepastian (waktu). Dan dengan kepastian itu dia bisa melakukan aktivitas yang lain yang berguna bagi keluarganya," imbuhnya.
Di waktu terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, bahwa apresiasi yang diberikan terhadap kecepatan pelayanan kesehatan ini bukanlah bentuk kepuasan bagi Pemkot Surabaya. Karena baginya, hal tersebut telah menjadi kewajiban pemkot untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
"Terima kasih tapi ini bukan kepuasan kami, tapi kewajiban kami untuk melayani. Kalau masih ada yang mendapat pelayanan itu agar disampaikan ke (aplikasi) WargaKu," pungkasnya. (Ham)