Surabaya, Newsweek - Pokja Wankum bersama Kejaksaan
Negeri (Kejari) Tanjung Perak menggelar lomba mancing di kolam pancing
Rahayu Sumber Rejeki, Sedati, Sidoarjo, Rabu (17/8/2022) kemarin. Lomba
mancing “Kemerdekaan” ini digelar dalam rangka memperingati HUT RI
ke-77.
Para peserta lomba mancing kemerdekaan
merupakan para jurnalis dari berbagai media yang tergabung dalam Pokja
Wankum. Selain itu, para jaksa dan pegawai Kejari Tanjung Perak juga
turun aksi adu kail dalam lomba mancing ini.
Lomba
mancing yang digelar di kolam pemancingan Rahayu Sumber Rejeki Fishing,
Jalan Kalanganyar, Sedati, Sidoarjo itu berlangsung sangat meriah.
Sebab, selain banyak hadiah menarik, ratusan doorprize juga disediakan
oleh panitia.
Kepala Kejari Tanjung Perak, I
Ketut Kasna Dedi yang hadir dalam lomba tersebut mengaku sangat senang
dan bahagia bisa mengikuti lomba mancing yang digelar bersama Wankum
tersebut. “Ini sangat luar biasa ya. Tentunya yang pertama kami (Kejari
Tanjung Perak) mengucapkan rasa terimakasih kepada teman-teman Wankum
atas kerjasamanya, bisa menggelar lomba mancing dalam rangka HUT
Kemerdekaan RI ini,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Selain
menyambut HUT RI ke-77, lomba mancing ini sekaligus sebagai ajang
perpisahan Ketut sebagai Kepala Kejari Tanjung Perak. Tak lama lagi
jaksa dari Bali ini bakal berpindah tugas sebagai Asisten Intelijen
(Asintel) di Kejati Kalimantan Timur. “Terima kasih juga teman-teman
semua yang selama ini telah mensupport saya selama bertugas di Surabaya.
Dalam hal ini, saya juga mohon izin doa dukungan dari teman-teman,
karena setelah ini saya berpindah tugas ke Kejati Kalimantan Timur,”
tambahnya.
Usai memberikan sambutan, Kasna
dengan semangat langsung mengambil pancing, kemudian joran dilemparkan
ke kolam, untuk menandakan lomba mancing dimulai. Para peserta pun tak
kalah dengan Kasna. Dengan antusias para peserta langsung memasang umpan
dipancing dan berlomba-lomba untuk mendapatkan ikan bandeng, yang dalam
lomba ini sebagai targetnya.
Sementara itu,
Uciek Asih, Ketua Wankum mengatakan bahwa lomba mancing ini merupakan
bentuk sinergitas antara jurnalis dan penegak hukum. “Jurnalis sebagai
mitra penegak hukum harus bersinergi demi terwujudnya keamanan,”
katanya.
Apalagi mengingat saat ini Indonesia
telah berusia 77 tahun, jaksa dan jurnalis memiliki tanggung jawab yang
besar dalam mewujudkan tanah air yang adil dan membanggakan. “Melalui
lomba mancing ini, filosofinya kita berharap selalu bisa bergandeng
tangan meski dalam persaingan meraih kemenangan bersama,” tandas
wartawan kelahiran Tuban ini.
Uciek berharap
meski bermitra, para jurnalis khususnya anggota Wankum harus tetap
kritis dalam setiap pemberitaan terkait kasus hukum di Surabaya. “Jadi
kita sebagai jurnalis tetap bisa menjadi kontrol sosial,” pungkasnya.
Lomba
mancing ini memperebutkan beberapa kategori diantaranya, kategori
terbesar, terkecil, terbanyak, dan tercepat. Masing-masing ketegori
terdapat juara 1, juara 2, dan juara 3. Moris
Mangke, salah satu anggota Wankum yang ikut lomba mancing mengaku senang
bisa meraih juara 1 kategori terkecil. “Padahal saya mancing hanya
dapat satu ikan, eh ternyata juara kategori terkecil. Rejeki memang
tidak akan tertukar,” katanya sembari tertawa riang.
Beda
Moris, beda lagi dengan anggota Wankum lainnya seperti Amri. Meski
penuh semangat, Amri tidak berhasil meraih juara dalam komba mancing
ini. “Hanya dapat dorprize aja. Meski gak juara tidak apa-apa, yang
penting bisa senang berkumpul, guyonan. Biar awet muda,” kata Amri.
(Ban)