Surabaya- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melakukan antisipasi pencegahan dan penyebaran virus Avian Influenza (AI). Salah satu langkah yang dilakukan yakni melakukan deteksi dini terhadap mata rantai penyebaran virus yang dikenal dengan nama flu burung itu.
Langkah DKPP Surabaya dalam mendeteksi dini virus flu burung itu dengan cara mengambil beberapa sampel unggas yang dijual di pasar - pasar tradisional Kota Pahlawan. Terutama di pasar yang menjual unggas hidup.
“Kita melakukan dua cara yaitu swab lingkungan dan swab orofaring. Swab lingkungan adalah pengambilan sampel pada peralatan yang digunakan pedagang karkas ayam, sedangkan swab orofaring itu dilakukan pada unggas hidup yang dijual oleh pedagang,” ungkap Kepala DKPP Antiek Sugiharti, Rabu ( 20/07/2022).
Antiek menerangkan, swab itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari 19 - 21 Juli 2022. Sedangkan pasar yang didatangi tim DKPP Surabaya, diantaranya adalah pasar yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, yaitu Pasar Gayungsari, Pasar Wonokromo, Pasar Kembang, Pasar Keputran Selatan, Pasar Dukuh Tembok, Pasar Pegirian, Pasar Pabean, dan Pasar Babaan.
Selain itu, ia juga menyebutkan pasar lain yang di luar pengelolaan PD Pasar Surya. Misal, Pasar LKMK Pagesangan, Pasar Dukuh Menanggal, Pasar Yamuri, Pasar LKMK Semolowaru, dan Pasar Menur. “Pengambilan sampel pada unggas ini merupakan tahap pertama. “Kita melakukannya setahun minimal dua kali dan kita juga memiliki program vaksin serta desinfeksi unggas yang diternak oleh masyarakat,” terangnya.
Pada saat pengambilan sampel unggas, lanjut Antiek, DKPP Surabaya bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta. Setelah pengambilan sampel, selanjutnya akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan penanganan apabila ditemukan kasus.
Antiek menambahkan, dalam pengambilan sampel unggas ini pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada pedagang unggas. Sosialisasi itu diantaranya menyampaikan tentang ciri-ciri dari flu burung, dan bagaimana upaya perawatan unggas agar tidak terkena virus tersebut.
“Oleh sebab itu, kami mengimbau kepada semua pihak, terutama pedagang unggas hidup, untuk bersama-sama mewaspadai virus ini. Agar warga Kota Surabaya terutama yang mempunyai peternakan terhindar dari penyebaran flu burung,” pungkasnya. (Ham)