Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah mencanangkan bulan Maret sebagai Bulan Padat Karya. Untuk mensukseskan itu, salah satu program yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya adalah pelatihan pembuatan paving.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan bahwa banyak program yang telah dicanangkan oleh Wali Kota Eri untuk merealisasikan Bulan Padat Karya ini. Sedangkan yang berkaitan dengan dinasnya adalah pelatihan keterampilan pembuatan paving yang diikuti oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Ini instruksi Pak Wali Kota untuk melakukan pemberdayaan kepada MBR. Jadi, ini untuk meningkatkan perekonomian mereka di saat pandemi ini. Mereka diberikan keahlian untuk bikin paving,” kata Lilik di sela-sela memantau pelatihan itu di Gudang DSDABM Tambaksari, Surabaya, Rabu (9/3/2022).
Menurut Lilik, peserta pelatihan itu berasal dari beberapa kecamatan di Surabaya. Untuk pelatihan perdana kali ini, ada sebanyak 20 MBR yang berasal dari Kecamatan Tambaksari, Bubutan dan Genteng. Mereka dilatih oleh tim profesional yang bekerjasama dengan DSDABM. “Pelatihan ini akan terus berlanjut, sehingga apabila ada warga MBR yang ingin mengikuti pelatihan ini kami persilahkan, karena para peserta ini juga diajukan oleh pihak kelurahan,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa para peserta pelatihan itu akan dilatih dari awal hingga proses akhir pembuatan paving, termasuk mengoperasikan mesin pencetak paving. Tentunya, paving yang mereka buat berbeda dengan paving pabrikan yang banyak beredar di masyarakat, terutama soal kekuatan bebannya.
“Namun, kita sadar bahwa kebutuhan pemkot akan paving itu bukan hanya paving pabrikan, tapi juga butuh paving yang manual seperti yang dibuat oleh para peserta pelatihan ini. Makanya, hasil paving yang mereka buat nanti akan kita letakkan di gang-gang dan taman-taman, sehingga kekuatan untuk menahan berat masih ringan, karena kalau di taman itu kan hanya digunakan untuk pejalan kaki, bukan kendaraan yang berat-berat,” kata dia.
Lilik juga berharap para peserta yang sudah mengikuti pelatihan itu bisa memproduksi sendiri ke depannya. Bahkan, diharapkan mereka bisa membuat semacam kelompok atau CV untuk memproduksi paving tersebut, karena demand atau permintaannya tentu dari Pemkot Surabaya sendiri.
“Tapi kami masih diskusikan lebih lanjut apakah setelah mereka dilatih akan kita bantu alat beserta bahan-bahannya atau bagaimana ke depannya, kami masih diskusikan lebih lanjut. Tentunya kami akan terus mengawal mereka demi kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Budi Prasetyo, salah satu peserta pelatihan paving dari Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya mengakui pelatihan itu sangat bermanfaat bagi warga, karena bisa memberikan keterampilan dan bisa mengembangkan perekonomiannya. Apalagi, dalam pelatihan itu diajari dan dilatih dari awal hingga bisa membuat paving.
“Harapan kami setelah diberikan pelatihan ini bisa dibantu alat atau bahannya supaya kami bisa produksi juga. Kalau kami sudah bisa bekerja bikin paving, tentu itu akan bisa mengembangkan perekonomian kami dan meningkatkan kesejahteraan kami. Terimakasih Pak Wali Kota, dan jajaran pemkot semuanya,” pungkasnya. (Ham)