Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan percepatan penanganan stunting di Kota Pahlawan. Salah satunya, dengan cara sosialisasi secara serentak di 9 titik lokasi kecamatan dan kelurahan se-Surabaya.
Sosialisasi bertajuk Pemantapan Peran Orang Tua Dalam Pola Asuh Generasi Emas (Eliminasi Masalah Stunting) dan Penanganan Kekerasan Pada Anak ini, dibuka secara langsung oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani di Gedung Convention Hall, Rabu (30/3/2022) pagi.
Dalam acara Pemantapan Peran Orang Tua Dalam Pola Asuh Generasi Emas dan Penanganan Kekerasan Pada Anak itu, Pemkot Surabaya berkolaborasi dengan pemateri dari akademisi, yang nantinya membekali para orang tua mengenai ilmu gizi dan penanganan pola asuh pada anak.
Di kesempatan ini, Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani mengatakan, penanganan dan pencegahan masalah stunting itu sudah menjadi tugas bersama antara Pemkot Surabaya dan seluruh jajaran camat dan lurah. Selain itu, Rini juga meminta para kader hebatnya Kota Pahlawan untuk menyampaikan kepada orang tua, agar tidak lalai dalam memberikan makanan bergizi dan mengasuh anak.
"Jangan sampai kita ini lupa memberikan gizi yang seimbang. Karena pernah, ada orang tua yang hanya peduli dengan penampilan diri sendiri, tapi anaknya stunting," kata Rini dalam sambutannya.
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu juga menyampaikan, sebelumnya jumlah anak-anak stunting di Kota Pahlawan menyentuh angka 5.727, berkat kerjasama dari para OPD, camat, lurah dan kader, angka itu menunjukkan penurunan drastis mencapai 1.534
"Pada Oktober 2021 lalu jumlahnya 5.727, sekarang Alhamdulillah, di tanggal 29 Maret 2022 menjadi 1.543," sebut Rini.
Ia berharap, di Kota Surabaya tidak ada lagi kasus stunting baru, karena langkah pemkot dalam mengatasi masalah ini sudah cukup maksimal. Selain dengan bantuan para kader, juga ada program Jago Centing, permakanan yang diberikan tiga kali dalam sehari, pendampingan dari TP PKK Surabaya dan masih sebagainya.
"Kita bersama-sama, meskipun tugas ini berat dan tidak mudah tapi pasti bisa kita lakukan. Untuk ibu-ibu tetap semangat juga nggih (semangat ya), Insya Allh kita pasti bisa menurunkan angka stunting ini," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), Tomi Ardiyanto mengatakan, sosialisasi yang digelar di 9 titik lokasi hari ini, diikuti oleh 1.648 orang tua yang anaknya masuk kategori stunting.
Dalam sosialisasi ini ada tiga poin yang disampaikan kepada para orang tua, diantaranya pola asuh, pola makan dan fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh masing-masing kepala keluarga (KK). "Materi yang akan disampaikan itu yang paling utama adalah pola asuh yang benar, seperti yang disampaikan oleh Bu Wali (Rini Indriyani) tadi, banyak orang tua yang penampilannya heboh tapi anaknya stunting. Itu jangan sampai terjadi lagi," kata Tomi.
Sosialisasi serentak ini digelar di 9 gedung aula SMP yang ada di wilayah selatan, utara, timur, barat dan tengah Kota Surabaya. Pematerinya, juga dihadirkan dari perguruan tinggi dan ada pula dari Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Tamatas) yang memberikan pengarahan dari sisi religiusnya.
"Bukan hanya materi, juga ada praktiknya. Kita memberikan pemahaman agar orang tua tidak salah mengolah menu alternatifnya, agar segera lulus dari stunting," ujarnya.
Tomi menambahkan, sosialisasi ini juga diikuti oleh pasangan suami istri yang baru menikah, agar ke depanya ketika memiliki seorang anak sudah siap memberikan gizi dan mengerti cara pola asuh yang baik dan benar. "Kita harapkan pasangan muda yang baru menikah bertambah wawasannya, agar paham bagaimana cara mengasuh bayi atau balita supaya terhindar dari stunting," pungkasnya. ( Ham )