Surabaya- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pengarahan kepada para guru, kepala sekolah, dan para pengawas di tingkat SD dan SMP yang ada di seluruh Kota Surabaya. Hal itu dilakukan Wali Kota Eri untuk terus mempertahankan kota layak dan ramah anak.
Kegiatan yang digelar secara daring itu turut didampingi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawati, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Yusuf Masruh, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APKB) Tomi Ardiyanto, dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nanik Sukristina.
Wali Kota Eri mengatakan, berdasarkan kejadian pada beberapa hari yang lalu, yakni adanya seorang guru yang memberikan hukuman kepada muridnya, menjadi catatan penting bagi dirinya dan bagi dunia pendidikan di Kota Surabaya. Ia kemudian mengingatkan, bahwa para guru adalah orang tua bagi para siswa saat berada di sekolah.
“Sudah cukup ada hal seperti itu, Surabaya ini kota layak dan ramah anak. Masa di coreng? dan yang mencoreng adalah orang tuanya sendiri, sudah ini yang terakhir,” tegas Wali Kota Eri, saat di temui di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Rabu (2/2/2022).
Di sisi lain, ia juga memahami bahwa yang dilakukan oleh salah satu guru tersebut dilandasi oleh emosi, karena kelelahan saat mengajar, hingga timbullah kejadian tersebut. Maka, ia memastikan hal itu tidak akan terulang lagi di dunia pendidikan Kota Surabaya.
“Ketika kejadian ini terulang kembali, maka saya pastikan njenengan (anda) akan berhadapan dengan saya, karena saya tidak akan membiarkan kezaliman ada didepan mata saya. Sebab, saya akan menjaga kota ini,” kata dia.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri meminta agar para guru juga memberikan semangat dan penguatan kepada guru tersebut, karena ia menginginkan adanya rasa kekeluargaan dan kasih sayang di lingkungan sekolah.
“Guru yang kemarin jangan dibahas lagi, karena setiap manusia memiliki kesalahan. Beri penguatan kepada beliau dan beri semangat agar beliau berubah, jangan dijatuhkan,” pinta dia.
Wali Kota Eri kemudian berpesan, agar para kepala sekolah dan pengawas bisa memberikan ruang kepada guru-guru, agar bisa sering berkumpul dan berdiskusi. Sehingga, apabila nantinya terdapat suatu permasalahan, maka kepala sekolah bisa mengerti untuk membantu menemukan solusi.
“Kita boleh tegas dan disiplin dalam mendidik, tapi juga harus didasari dengan hati yang akhlakul karimah. Ini yang saya minta kepada njenengan (anda) semuanya. Para kepala sekolah adalah para pemimpin yang bisa membawa guru dalam satu perahu besar, yakni perahu pendidikan di Kota Surabaya,” ujar dia.
Selain itu, untuk membentuk karakter siswa yang berlandaskan dengan agama, ia berharap para guru bisa mendekatkan hatinya kepada para siswa. Serta memberikan pemahaman agama berdasarkan kepercayaan masing-masing siswa, pada 30 menit sebelum pulang sekolah.
“Pemimpin adalah orang yang berjuang membentuk karakter anak menjadi seorang yang lebih baik. Ayo kita ciptakan dan tingkatkan rasa keagamaan, kebaikan, dan amal jariyah,” kata dia.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) itu berharap, agar tidak ada perbedaan antara sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya. Menurut dia, jika hal ini terjadi, maka akan memicu kesenjangan antar murid di Kota Pahlawan.
“Agar semua anak di Kota Surabaya itu perasaannya sama dan tidak ada perbedaan kasih sayang dan tidak memiliki rasa jumawa. Itulah tugas seorang guru,” jelas dia.
Selanjutnya, ia juga berpesan kepada Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, terutama kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas yang beragama islam untuk berzikir sebanyak 313 kali setiap hari. Dengan harapan, mampu membuat Kota Surabaya menjadi kota yang aman dan tenang.
“Waktunya kita bekerja dengan hati, menghormati orang lain, dan dengan akhlak yang mulia. Semua kalau membaca itu, Insya Allah akan terjadi, Kita dijauhkan dari Covid-19, menjadikan anak-anak kita memiliki akhlakul karimah, dan dijauhkan dari musibah,” ujar dia.
Terakhir, Wali Kota Eri juga memberikan salam hormat kepada setiap guru dan memberikan semangat, karena telah berusaha menjadi pemimpin yang memiliki akhlakul karimah dengan menjadikan sekolah sebagai rumah dan surga bagi para siswa-siswi di Kota Surabaya.
“Insya Allah saya juga akan berputar ke sekolah-sekolah yang njenengan (anda) pimpin. Terima kasih dan tetap semangat, kita lalui lupakan kejadian yang lalu, karena saya yakin Kota Surabaya bisa menciptakan para pemimpin dimasa depan yang memiliki jiwa-jiwa yang berlandaskan agama," pungkasnya (Ham)