BATULICIN - Budidaya ikan air tawar dengan teknologi bioflok sedang
dibudidayakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Tanah Bumbu. Menurut PLT
Kepala Dinas Perikanan Yulian Herawati, lebih menguntungkan dibanding
dengan sistem tradisional.
Oleh sebab itu Yulian mengajak
masyarakat agar beralih ke cara Bioflok karena hasilnya berkali-kali
lipat dibanding dengan cara tradisional.
"Budidaya dengan cara
Bioflok lebih menguntungkan karena hasilnya berkali - kali lipat"kata
Yulian kepada media ini. Selasa (26/10/2021).
Ia mengundang para
milenial di Bumi Bersujud, khususnya yang tidak suka dengan lumpur maka
sebaiknya kita mengembangkan budidaya ikan air tawar dengan teknologi
bioflok.
"Karena dengan sistem bioflok tidak ada lumpur atau becek yang biasanya kaum milenia tidak suka"ungkap Yulian
Berbicara keuntungan maka potensi budidaya Bioflok sangat menguntungkan dan hasilnya ber kali - kali lipat.
"Contoh,
satu kolam diameter 3 meter bisa menampung 800 hingga 1.200 ekor ikan
Nila" bebernya sambil menunjukkan kolam bioflok milik Diskan Tanah Bumbu
yang terletak dibelakang kantor.
Dikatakannya, dalam satu kolam itu bisa menghasilkan ratusan kg ikan dengan bobot 150 hingga 200 gram per ekornya.
"Bioflok
ini bisa membudayakan nila, lele atau ikan air tawar lainnya. Tapi
kenapa kita memilih nila karena harganya lebih ekonomis," terangnya.
Kemudian,
lanjutnya, selain harganya bagus, marketnya lebih gampang, karena
banyak dicari konsumen. Untuk di Kabupaten Tanah Bumbu, nila lebih ideal
dikembangkan.
"Namun dengan kolam bioflok nila lebih rumit, ketimbang lele. Karena lele tak perlu aerator," ujarnya.
Diterangkannya,
keistimewaan kolam bioflok kesalahan lebih minim. Terlebih saat musim
penghujan, jika tambak jika diguyur hujan air bisa meluber dan ikan-ikan
berpotensi lepas.
"Kemudian untuk keramba juga kerap menimbulkan
masalah. Biasanya pencemaran di sungai mempengaruhi perkembangan ikan,"
tambahnya.
Sehingga, menurutnya, teknologi bioflok menjadi
solusi dalam menanggulangi beragam persoalan yang kerap dihadapi para
petani tambak dan keramba ikan di daerah ini.
"Sistem ini juga
tidak butuh lahan luas. Kita bisa memanfaatkan lahan kosong disekitar
tempat tinggal kita. Lebih baik digunakan ada hasilnya," sambungnya
lagi.
Bagi warga yang berminat, Yulian menyarankan untuk belajar
lebih dulu. Bisa berkunjung ke Kantor Dinas Perikanan Tanah Bumbu
menggali pengetahuan pengelolaan teknologi ini.
"Pegawai kami
nanti akan mengajarkan cara-cara pengelolaannya dari awal hingga sampai
panen. Termasuk terkait besaran modal dan pemasaran," imbuhnya.
Yulian
yakin masyarakat yang sudah memahami teknis pengembangan kolam ini akan
tertarik dan mampu menjalankan bisnis ini dengan baik.
"Saya
yakin mereka yang sudah mengerti tentang pengembangan kolam ini pasti
akan tertarik memulai bisnis ini dengan sebaik - baiknya"pungkasnya.
(faris)