Surabaya- Demi memberikan pelayanan yang lebih nyaman bagi pasien Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meluncurkan inovasi terbaru bernama Undercover 112 Covid-19.
Undercover 112 Covid-19 adalah layanan yang di khususkan bagi pasien yang terpapar maupun kontak erat Covid-19. Tujuannya, untuk memperoleh intervensi secara lebih soft (halus) dan tidak diketahui oleh masyarakat lainnya. Sehingga, dengan memanfaatkan layanan melalui Command Center (CC) 112 itu, masyarakat dapat menghubungi operator untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M Fikser, mengatakan program ini dibuat untuk memberi keterbukaan dari masyarakat agar bersama-sama dapat mengendalikan penyebaran Covid-19 secara lebih masif. Selain itu, dia memastikan layanan juga bertujuan untuk mempercepat proses penanganan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) baik pasien maupun kontak erat.
“Kadang-kadang masyarakat yang hasil swab PCR nya positif dia merasa malu untuk lapor. Nah dia dapat langsung menghubungi 112. Di sana nanti sudah kami siapkan petugas yang akan menjelaskan masalah Covid-19 secara lebih mendalam,” kata M Fikser saat jumpa pers di Kantor Bagian Humas, Jumat (27/8/2021).
Dia menjelaskan, untuk mekanismenya ketika warga itu dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 maka, pasien dapat menghubungi layanan 112 untuk mendapatkan arahan. Dari situ lah petugas akan memberikan penanganan lebih halus tanpa harus diketahui oleh masyarakat lainnya. “Jadi benar-benar lebih soft. Lalu selanjutnya mereka (kontak erat) akan dilakukan swab,” papar dia.
Hal tersebut penting dilakukan agar tidak ada delay yang diterima oleh petugas untuk melakukan tracing. Sebab, dia menegaskan tidak semua laboratorium, klinik maupun rumah sakit yang telah melakukan swab lalu hasilnya positif langsung mengentri data pada hari yang sama. Makanya, dia meminta keterlibatan peran aktif pasien untuk melaporkan ke CC 112 untuk mempercepat penanganan dan penularan wabah dunia tersebut.
“Bahkan ada juga satgas kami datang bisa melebihi 2-5 hari. Kenapa bisa begitu, karena dia melakukan pemeriksaan PCR di klinik di RS maupun laboratorium itu tidak langsung diinput ke aplikasi New All record (NAR),” lanjutnya.
Oleh sebab itu, mantan Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkot Surabaya ini memastikan, masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir ketika dirinya melaporkan terpapar. Sebab, selain Covid-19 ini bukan penyakit yang memalukan, para petugas tidak akan bergembol mendatangi pasien ketika dijemput untuk melakukan isolasi terpusat.
“Ini lebih halus, satgas kami tidak datang berbondong-bondong. Tetapi kami akan lakukan lebih halus sehingga pasien tidak minder atau malu dengan sekitarnya,” ungkap dia.
Terakhir, Fikser meminta kerjasama dari semua pihak untuk terlibat aktif dalam membantu pemutusan rantai penyebaran Covid-19. Ia berpesan apabila ada ada tetangga, keluarga maupun dirinya sendiri yang terkonfirmasi dapat menghubungi Undercover 112 Covid-19. “Pola ini yang kami lakukan secara jemput bola. Tidak perlu khawatir ataupun malu,” pungkasnya. (Ham)