Surabaya- Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di Kedung Cowek,
Surabaya, sampai saat ini belum diisi oleh pasien Covid-19. Pasalnya,
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih menunggu tabung oksigen yang akan
dipasang di rumah sakit darurat tersebut. “Rumah Sakit Lapangan Tembak belum
terisi, karena nunggu tabung oksigennya, oksigennya nanti jadi satu,” kata Wali
Kota Eri saat meninjau vaksinasi massal di Gelora 10 November, Jumat
(9/7/2021).
Menurutnya, rumah sakit baru itu harus ada tabung oksigennya,
dan sampai saat ini belum datang. Namun begitu, ia memprediksi sore ini akan
datang dan pemasangannya akan dibantu oleh pihak Samator. “Nah, kalau
pemasangannya selesai, insyallah akan langsung kita gunakan (RSLT) itu,”
tegasnya.
Tentunya, lanjut dia, oksigen itu sangat diperlukan pada saat
RSLT itu menerima pasien Covid-19. Apalagi, jika pasien itu sesak nafas atau
pun saturasinya turun. Makanya, ketika tabung oksigennya itu sudah datang, maka
akan langsung dilakukan pemasangan dan dengan segera RSLT itu akan segera dioperasionalkan
atau menerima pasien Covid-19.
Sembari menunggu tabung oksigen itu, Wali Kota Eri juga
menegaskan bahwa saat ini Pemkot Surabaya tengah membuka lowongan dokter umum
dan perawat. Nantinya, mereka akan menjadi relawan di Rumah Sakit Lapangan
Tembak itu. “Jadi, kita butuh sekitar 100-200 orang perawat dan dokter umum.
Karena nanti pasiennya insyallah sekitar 1.000 orang kalau sudah beroperasi
semuanya,” tegasnya.
Adapun kualifikasi untuk tenaga dokter umum adalah memiliki
ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP
sementara), dan harus sehat jasmani dan rohani. Sedangkan untuk tenaga perawat
kualifikasinya adalah harus memiliki ijazah, usia maksimal 50 tahun, tidak
harus mempunyai STR (akan diterbitkan SIP sementara), dan harus sehat jasmani
dan rohani.
Tenaga dokter umum dan perawat itu nantinya akan mendapatkan
gaji, dikontrak dan bisa juga diperpanjang. Pendaftarannya bisa langsung
menghubungi drg. Migit di nomor 083854341818 atau Thyar di nomor 081358976548.
“Jadi, kualifikasinya sudah ditentukan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya
Febria Rachmanita memastikan, pasien yang akan dirawat di RSLT itu tidak bisa
langsung datang ke RSLT menggunakan ambulance. Namun, mereka harus melalui
mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas
melakukan tracing atau pelacakan kontak erat. "Supaya kita tidak
tertinggal untuk tracing. Yang membawa ke sini Puskesmas. Jadi kalau warga
langsung datang pakai ambulance ke sini tidak bisa," jelasnya.
Di samping itu, Febria menjelaskan, bahwa ada beberapa dokumen
yang harus dilengkapi ketika pasien Covid-19 ingin menjalani perawatan di RSLT.
Yakni, membawa KTP, KK serta hasil PCR positif baik dari puskesmas ataupun
laboratorium lain. "Tergantung dari mereka periksanya (Swab PCR) di mana.
Tapi tetap yang membawa ke sini (RSLT) dari puskesmas, karena semua agar
terdata," tutur Febria.
Kadinkes yang akrab disapa Feny itu mengungkapkan, bahwa
kapasitas di RSLT sendiri bisa mencapai 1000 bed. Namun, untuk tahap awal saat
ini telah tersedia 400 bed. "Kurang lebih sekitar 400-an, kalau di atas
bisa sekitar 300-an. Total keseluruhan kurang lebih 1.000 bed," jelasnya.
Nantinya, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Hotel
Asrama Haji (HAH) bakal dipindah ke RSLT. Sedangkan di HAH sendiri bakal
difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk dan pilek. "Jadi pasien
(Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan
juga ada IGD (instalasi gawat darurat) di sana, tapi kita fokuskan di sini.
Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek," paparnya.
Feny menambahkan, layanan di RSLT sendiri hampir sama dengan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di rumah sakit lain. Sebab di RSLT
telah dilengkapi dengan ruangan IGD, rawat inap, radiologi, farmasi hingga
laboratorium.
"Untuk laboratorium hanya mengambil sampel dan pemeriksaan
ringan. Jadi di RSLT ini ada lima ruangan, masing-masing diisi OTG, dan gejala
ringan. Kalau gejala berat, ke RSUD Soewandhie," pungkasnya. (Ham)