Surabaya - Pasangan calon Eri Cahyadi dan Armudji kembali diunggulkan dalam survei jelang Pilkada Surabaya 9 Desember mendatang. Yang terbaru, hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) menyebutkan, elektabilitas Eri-Armudji unggul jauh. Angkanya, 49,9 persen responden memilih Eri-Armudji dan sebanyak 38,1 persen memilih Machfud Arifin-Mujiaman. Selisih di antara dua kandidat itu adalah dua digit, tepatnya 11,8 persen.
Juru Bicara Milenial Tim Pemenangan Eri-Armudji, Aryo Seno Bagaskoro, mengatakan, Eri dan Armudji merupakan figur masa depan yang bisa menjawab keberlanjutan berbagai program baik di Kota Surabaya yang telah dirintis sejak era Wali Kota Bambang DH hingga Tri Rismaharini.
“Hasil survey terakhir yang dikeluarkan oleh SSC menggambarkan cerminan dari keteguhan hati mayoritas masyarakat Surabaya yang ingin Mas Eri dan Cak Armudji untuk meneruskan kebaikan yang sudah ada di Surabaya. Rakyat tak ingin Surabaya memulai dari nol lagi, rakyat tak ingin berbagai program baik dihentikan dan dihancurkan,” ujar Seno, Kamis (3/12/2020).
Seno mengatakan, aura kebaikan itu tidak lepas dari kepuasan masyarakat Surabaya terhadap apa yang sudah dikerjakan oleh Risma, yang notabene memberikan dukungannya kepada Eri-Armudji.
Berdasarkan survey tersebut, sebesar 95% masyarakat Surabaya puas terhadap kinerja Risma yang telah menelurkan berbagai karya dan prestasi untuk Kota Surabaya selama ini.
“Tingkat kepuasan yang sangat tinggi itu kemudian berkorelasi erat dengan kepercayaan masyarakat Surabaya terhadap calon pemimpin yang didukung oleh Risma, yakni Mas Eri Cahyadi dan Cak Armudji,” beber aktivis muda tersebut.
Seno menambahkan, bersama kekuatan seluruh masyarakat Surabaya, tim semakin bersemangat untuk terus bergerak menjemput kemenangan yang bermartabat untuk Kota Surabaya ke depan.
“Ayo seluruh warga Surabaya mari menyongsong masa depan yang semakin cerah dalam kepemimpinan Mas Eri dan Cak Armudji. Bersama-sama kita pulihkan ekonomi rakyat di tengah pandemi di bawah kepemimpinan sosok yang sudah punya rekam jejak nyata untuk Surabaya, bukan sosok yang hanya mengandalkan kekuatan finansial dan muncul cuma saat jelang Pilkada,” ujarnya. ( ham)