Surabaya- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan audiensi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam. Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menerima penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan di Kota Surabaya dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 PGRI.
Ketua PGRI Kota Surabaya, Agnes Warsiati menjelaskan, beberapa waktu lalu PGRI menggelar serangkaian kegiatan untuk menyambut HUT tersebut. Salah salah satunya adalah pemilihan tokoh pendidikan. Pemilihan itu diambil melalui poling via online yang diisi oleh ribuan guru se-Surabaya pada 25 – 28 November lalu. Ada tiga nominasi calon Tokoh Pendidikan yang pada waktu itu bersanding dengan Wali Kota Risma.
“Dan jumlah anggota PGRI yang memilih Ibu Risma mencapai 1.855 orang. Kemudian nominasi lainnya adalah Bapak Martadi Ketua Dewan Pendidikan Surabaya dan Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA),” kata Agnes seusai beraudiensi kemarin.
Menurutnya, Wali Kota Risma memang layak mendapatkan gelar sebagai Tokoh Pendidikan. Sebab, selama ini wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini memiliki perhatian lebih yang dituangkan pada program-programnya. Bahkan, kata dia, tidak hanya bidang pendidikannya saja, tetapi Wali Kota Risma juga memikirkan bagaimana kesejahteraan para pendidik.
“Kami ingin menggali bahwa selama ini tokoh siapa yang peduli kepada dunia pendidikan. Baik kesejahteraannya maupun inovasi-inovasinya,” tegasnya.
Seusai menerima penghargaan, di momen itu Wali Kota Risma kemudian berdialog bersama para guru terkait masalah-masalah domestik. Mulai dari membahas kesejahteraan, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, hingga persoalan sosial lainnya yang tengah dihadapi. Hal itu sangat penting bagi Wali Kota Risma, agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dapat memberikan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada .
“Sejahtera itu pertama. Jadi kita harus perhatikan betul-betul. Karena ketika kesejahteraan sudah terjamin, maka bekerja pun outputnya akan maksimal,” kata Wali Kota Risma.
Tidak hanya itu, dia pun menawarkan ketika ada kegiatan dapat menggunakan fasilitas gedung yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia menyebut untuk konsumsi dapat juga mengajukan bantuan kepada pemkot.
“Kami akan bantu bapak ibu. Jadi panjenengan tidak perlu urunan untuk kegiatan seperti itu, termasuk upgrading skill itu penting nanti ada narasumber yang datang,” urainya.
Di sisi lain, Wali Kota Risma juga menawarkan apabila ada pendidik yang belum memiliki tempat tinggal, maka dapat mengajukan supaya diintervensi berupa penyediaan tempat tinggal rumah susun (rusun). Selain itu, bagi pendidik yang rumah tidak layak huni (rutilahu) maka dapat pula diajukan bedah rumah.
“Misalnya rumahnya rusak dan tidak mampu renovasi kita dan program perbaikan. Intinya saya ingin persoalan yang berhubungan kesejahteraan tidak ada. Termasuk ketika ada guru yang rumahnya jauh dari sekolah bisa kita pindah lebih dekat,” pungkasnya. ( Ham)