Surabaya- Milenial berpengaruh yang juga influencer asal Kota Surabaya, Kiwmono mendadak mengubah dukungan ke paslon Calon Walikota Eri Cahyadi dan Calon Wakil Walikota Armudji. Sebelumnya mendukung Paslon MAJU.
Berjalannya waktu, konten kreator lifstyle ini menilai program-program yang ditawarkan MaJu dinilai "nano-nano" dan manis sekali. Padahal, yang dibutuhkan anak muda Surabaya adalah konkret.
"Dari awal berjalannya kampanye ini bergulir sampai sekarang, Saya suka dan pro dengan program yang ditawarkan oleh Paslon 02. Alih-alih mencoba untuk berjualan atas nama Milenial, Pelaku kreatif yang akan diwadahi, Peduli Kesehatan, Peduli Pendidikan dan Peduli terhadap progam lapangan kerja baru yang mudah untuk para fresh graduate dan lain-lain. Luar biasa, Siapa yang tidak terlena dengan tawaran manis itu?," ungkap Kiwmono, Jumat (4/12/2020).
Pria berkumis ini menilai bahwa hal itu sama saja seperti disuguhkan makanan yang Nano-nano, "Manis" sekali, tapi kita lupa bahwa sesuatu yang "Manis" justru akan membawa banyak "Penyakit" juga.
"Jujur saya tidak mau obesitas, lagipula saya sudah sangat kenyang sekarang. Dan dengan seiringnya proses, semakin mendekati masa pencoblosan, Style kampanye yang dipakai di Paslon 02 ini saya rasa semakin Bar-Bar, seperti anak kucing yang kehilangan induknya," papar dia.
Pihaknya pun menduga bahwa itu kesalahan dari Tim Sukses paslon 02. "Mendirect atau memang Paslonnya yang tidak mempunyai "Mental" menguasai apa yang seharusnya akan dilakukan sebagai calon pemimpin, atau jangan-jangan mereka semua hanya "Pion-Pion" dari pemangku kepentingan yang selama kepemimpinan Bu Risma menjabat selalu "Gerah" karena tidak pernah mendapatkan "Kue tart"," beber Kiwmono.
Berpalingnya suara milenial itu sangat berbahaya bagi paslon 02 MaJu. Sebab, suara anak muda memiliki peran penting dalam membantu paslon untuk melakukan kampanye di media sosial saat Pilkada Serentak 2020.
Ia pun mengaku, pihaknya merasa seperti dipaksa untuk ikut dalam pemikiran yang buruk ketika melihat cara kampanye Paslon 02. "Ini toxic, yang harusnya saya bisa mengkonsumsi sesuatu yang sehat untuk mengupgrade diri, tapi malah terjebak dalam tempurung yang akhirnya membuat tidak bisa berpikir jernih," ujarnya.
Atas dasar itu, Kiwmono terus mempertimbangkan dari semua situasi yang terjadi sekarang ini. "Dan yang saya tahu diantara 2 Paslon tersebut, Paslon 01 lah harapan terakhir saya. Berat memang, tapi saya harus bersikap, saya harus memilih, dan saya tidak mempunyai pilihan lagi atas apa yang saya yakini kecuali Paslon 01," tambahnya.
Hanya dengan Paslon 01 yaitu Eri Cahyadi-Armuji menjadi harapan terbaiknya. Bakan, dia sudah mengetahui track-recordnya. "Saya suka dengan pergerakannya, saya suka strateginya, saya mengikuti dan saya tahu tujuan mulianya untuk Surabaya kedepan akan bagaimana di tangan Beliau-beliau ini. Maka atas nama kebaikan, semoga bisa memberikan secercah harapan untuk masyarakat Surabaya yang lebih baik lagi," imbuhnya.
Pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menilai palson 01 mampu berpikir jangka panjang. Ini adalah representasi dari kepemimpinan sebelumnya, yaitu Tri Rismaharini. Dimana, peduli dengan bagaimana menjaga kedaulatan dan membangun Surabaya lebih baik dari berbagai sektor dan bisa menjadikan contoh untuk kota-kota lain.
"Disaat Paslon 02 menggembar-gemborkan soal milenial sebagai headlinenya, Paslon 01 ini justru lebih dekat anak-anak muda dan lebih milenial banget tanpa harus "jualan" tema itu sendiri kalau kita menyadari. Jadi saya yakin, beliau ini mampu untuk bisa meng-grab kaum milenial sebagai people power untuk membawa Surabaya lebih "High Fly" lagi, tidak hanya skala nasional tapi internasional," pungkasnya.
Langkah konkret paslon Erji juga diakuinya. Dimana, tempat-tempat untuk mengoptimalkan potensi anak muda Surabaya bakal diperbanyak. Mulai dari pusat ekonomi kreatif dan ekonomi digital juga disiapkan.
"Erji juga akan membawa startup Surabaya dan komunitas anak muda ( Ham)