Surabaya– Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya, Eri Cahyadi-Armudji, dinilai mampu menampilkan keunggulan pengalaman dan kemampuannya saat mengikuti Debat Publik Tahap III Pilkada Surabaya, Sabtu malam (5/12/2020).
Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, Eri Cahyadi menunjukkan pengalamannya di bidang pemerintahan dan perencanaan kota. Dia bisa menjelaskan visi dan misinya secara komprehensif dan holistik.
“Eri Cahyadi bisa menjawab keinginan warga Surabaya yang ingin wali kota Surabaya dijabat oleh orang yang berpengalaman dibidang pemerintahan. Seperti yang kita tahu, dalam survei-survei responden memilih Eri Cahyadi karena pengalaman dibidang pemerintahan. Dan Eri menjawab kapasitasnya didebat ketiga ini,” ujar Surokim.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIB) UTM ini menyebut, Eri sangat memahami tata kelola pemerintahan yang lebih baik, bisa mengetahui operasional, holistik dan terlihat sinergis. Selain itu, cara penyampaiannya juga mudah dicerna karena menggunakan gaya komunikasi yang humanis.
Dalam paparan visi dan misinya, lanjutnya, paparan Eri juga lebih detil dan konkrit. Seperti saat memaparkan lingkungan, Eri bisa langsung memberikan contohnya seperti menggunakan energi terbarukan dan ramah lingkungan.
“Mas Eri paham sekali soal lingkungan. Penyampaiannya sangat futuristik. Apa yang disampaikannya tidak mengawang alias konkrit dan detil. Seperti dia akan memperbanyak energi terbarukan dengan solar cell. Memperbanyak PJU dengan lampu hemat energi,” ungkapnya.
Paparan konkrit dari Eri-Armudji juga ditunjukkan dengan hal-hal teknis yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti pengelolaan instalasi limbah untuk sentra wisata kuliner (SWK), rumah susun, hingga Puskesmas. ”Ini menunjukkan penguasaan masalah dari Eri Cahyadi,” ujarnya.
Jika menilai secara keseluruhan, kata Surokim, debat ketiga kali ini empat cawali dan cawawali Surabaya lebih berhati-hati dalam menyampaikan. Namun dari empat orang tersebut, hanya Eri yang terlihat lebih santai dan siap untuk debat.
“Debat ketiga ini para paslon lebih berhati-hati saat berbicara. Hingga akhirnya paslon nomor 2 Pak Machfud Arifin kehabisan waktu saat paparan visi misinya. Tentu ini kerugian buat paslon nomor 2 karena masyarakat tidak bisa mendengarkan visi dan misinya secara lengkap,” tandasnya. ( Ham)