Surabaya - Calon wali kota nomor urut satu, Eri Cahyadi, menyerahkan ijazah sejumlah pelajar SMA/SMK di Surabaya yang ditahan. Eri didampingi tim ”Saber Ijazah” melakukan pendampingan dan advokasi terhadap warga tidak mampu yang ijazah ditahan akibat tunggakan biaya SPP.Tim SABER IJAZAH terdiri atas mahasiswa yang tergabung dalam komunitas “Bibit Unggul”.
Eri Cahyadi mengatakan, sejumlah warga yang ijazahnya ditahan kebanyakan di jenjang SMA/SMK Sederajat karena biaya pendidikan jenjang tersebut tidak lagi gratis dan disubsidi seperti saat dikelola oleh Pemkot Surabaya melalui Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA). Saat ini, SMA/SMK se-Indonesia menurut regulasi terbaru memang bukan dalam pengelolaan masing-masing pemerintah kota/kabupaten.
”Sejak saya di Bappeko, sudah menganggarkan jangan sampai ijazah SMA/SMK tertahan,” ujar Eri di posko pemenangan, Selasa (20/10).
Eri bercerita, saat menjadi pimpinan di Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko), terdapat lebih dari 5.000 beasiswa bagi pelajar Surabaya. ”Kami akan terus tingkatkan ke depan,” ujar Eri.
Eri Cahyadi menyatakan, pihaknya akan terus berkomitmen memenuhi hak pendidikan seluruh siswa di Surabaya. ”Wajib belajar 12 tahun sudah dijamin Pemerintah Kota Surabaya. Sudah diatur dalam Perda Nomor 16 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, termasuk jaminan bagi warga tidak mampu untuk dapat mengikuti wajib belajar,” tegas Eri.
”Maka ke depan kami berkomitmen memberikan subsidi dan bantuan biaya pendidikan bagi warga Surabaya yang menempuh pendidikan jenjang SMA/SMK. Sehingga tidak ada lagi warga kota surabaya yang putus sekolah,” imbuh mantan birokrat berpengalaman tersebut.
Belasan siswa yang ijazahnya tertunggak memang meminta tolong Eri Cahyadi. Siswa yang mayoritas datang dari sekolah swasta itu mengeluhkan ijazah yang tertahan karena belum bisa membayar SPP. Keluhan tersebut ditanggapi Mahasiswa Bibit Unggul. Mereka adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa bertajuk Bibit Unggul dari Pemkot Surabaya.
”Kami merasa berutang budi dengan masyarakat Surabaya. Sehingga kami membantu siswa yang keberatan dan kesulitan untuk mendapatkan hak mereka,” tutur Ahmad Hidayat, alumnus Mahasiswa Bibit Unggul yang mendampingi siswa.( Ham)