Surabaya – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto baru saja merilis, jika pasangan calon (paslon) Eri Cahyadi-Armudji unggul 6 persen dari pesaingnya di Pilkada Surabaya 2020 berdasarkan survei internal partai. Cawali-Cawawali yang diusung PDI Perjuangan ini unggul karena memiliki tim solid, termasuk mempunyai tokoh berpengaruh seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini serta mesin PDI Perjuangan yang bekerja efektif.
Menurut pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, paslon Eri-Armudji hanya diusung PDI Perjuangan dan didukung PSI dan partai-partai nonparlemen. Jumlah partai yang tidak sebanyak kompetitornya, Machfud Arifin dan Mujiaman, ini membuat tim sangat solid dan kerja keras untuk memenangkan paslon yang diusungnya. Adapun sosok Risma, meski kader PDIP, memiliki ceruk loyalis tersendiri di masyarakat.
“Karena tidak banyaknya partai ini, membuat tim mereka sangat serius. Tidak hanya mesin partai, ada juga tokoh-tokoh semacam Bu Risma dan relawan yang ikut bekerja keras. Apalagi sosok Bu Risma sebelum pandemi pernah ada survei, siapaun orangnya jika didukung Bu Risma akan mendapat dukungan yang tinggi,” ujar Surokim, saat dikonfirmasi, Sabtu (24/10/2020).
Meski mesin partai dan tokoh dominan, lanjut Surokim, yang paling utama adalah pada paslonnya yakni Eri-Armudji. Semakin banyak nilai plus yang melekat pada diri paslon, akan semakin mudah menaikkan elektabilitasnya.
“Sekarang tugasnya tim paslon. Siapa yang bisa mengeksplorasi nilai plus-plus paslon ke publik, akan mudah menggaet pemilih. Sebab pemilih perkotaan tidak hanya menimbang soal sosiologis dan psikologis, tapi juga rasional. Dan mesin PDI Perjuangan bekerja keras untuk itu,” katanya.
Terkait survei internal PDI Perjuangan, Surokim menyebut, saat inilah waktunya lembaga survei untuk mengekspose hasil surveinya. Sebab setelah ada pengumuman paslon Pilkada Surabaya, belum ada lembaga survei yang mengumumkan hasil surveinya.
“Hasil survei internal PDI Perjuangan yang disampaikan Pak Hasto itu sebagai pemantik lembaga survei lainnya untuk mengumumkan hasil lembaga surveinya. Sebab Pak Hasto hanya menyebut angka 6 persen. Tidak menyebut metode dan jumlah respondennya berapa. Padahal itu sangat penting. Makanya sekarang waktunya lembaga survei mengimbanginya dengan metode survei yang jelas,” ungkapnya.
Angka 6 persen tersebut, menurut Surokim masih sangat sangat kompetitif sebab hanya dua paslon atau head to head.
“Unggulnya paslon itu dipengaruhi banyak faktor. Bisa dari mesin partai yang jalan, banyak tokoh yang mempunyai pengaruh ikut mendukung dan adanya plus-plus pada diri paslon. Di pilkada Surabaya ini, untuk paslon Eri-Armudji memiliki tim bagus dan bekerja keras semua,” terangnya. (Ham)