MAGETAN - Program
Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dikelola oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan
keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan
kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK
serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal
sesuai dengan kondisi wilayah.
Pelaksanaan Proklim mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim, dimana di dalamnya
terkandung komponen utama, syarat pengusulan, penilaian dan kategori Proklim.
Dalam pertauran menteri tersebut juga disinggung bahwa ProKlim dapat
dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah
setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa.
Pada tahun 2020 dari Jawa timur ada 3 kabupaten yang mewakili
untuk penilaian proklim yaitu Blitar 2 Desa/kelurahan, madiun 3
kelurahan/desa. Untuk Kabupaten Magetan melalui Dinas Lingkungan Hidup yang
diakukan adalah kelurahan Bulukerto dan Kelurahan selosari. Kelurahan Bulukerto
ada dua RW dan untuk kelurahan Selosari juga dua RW (Rukun Warga) yaitu RW 2
dan RW 3.
Lingkungan RW 3 Kelurahan Selosari Kabupaten Magetan melaksanakan Program Kampung Iklim (Proklim) dimulai sejak tahun 2019 yang lalu. Dengan moto "Lestari alamku, Hijau lingkunganku, gotong royong wargaku" seluruh warga RW 3 yang terdiri dari 5 RT saling bahu membahu dengan kesadaran mereka untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, hijau, dan nyaman, serta menciptakan ketahanan pangan yang kuat dalam menghadapi iklim yang berubah ubah dan kondisi saat ini yang sangat memprihatinkan. Banyaknya lahan lahan hijau yang berubah menjadi perumahan, penebangan hutan yang tanpa memperhatikan lingkungan, sehingga akan terjadi hilangnya mata air kemudian suhu panas bumi semakin meningkat.
Dengan memanfaat lahan kosong untuk Penghijauan dan pengolahan sampah rumah tangga baik yang organik maupun non organik dengan membentuk bank sampah yang di beri nama Bang sampah "Mawar biru RW 3". Kemudian membuat peraturan/kesepakatan bersama warga dengan tujuan agar lingkungan baik tingkat dasawisma, RT sampai dengan RW Tertib dan disiplin.
Dalam membangun rasa empati terhadap lingkunga maka dibuat kegiatan untuk silaturahim antar warga yaitu salah satunya kerja bhakti hari ahad, pengajiab rutin malam jum'at. Untuk Kegiatan adaptasi dan mitigasi dengan kesadaran diadakannya penanaman se.. kegiatan lomba internal,dan swadaya masyarakat.
"Kami dari balai perubahan iklim kenakan hutan dan lahan bekerjasama dengan Dinas lingkungan Hidup Propinsi dan Dinas lingkungan hidup kabupaten Magetan,melakukan verifikas Program kampung iklim yang merupakan program yang ada di kementrian lingkungan hidup dan kehutanan.
Bahwasanya kegiatan itu aksi, adaptasi,mitigasi perubahan iklim dan ada kelompok masyarakat. Tiga unsur itu nanti kita lihat di RW 3 ini dan Seperti apa kegiatanya.Semisal adaptasi bagaimana upaya kita beradaptasi dengan lingkungan sekitar.Contoh kalau kekurangan air bagaimana kita berupaya memenuhi kebutuhan itu,
Mungkin dengan kita bikinkan biopori atau dengan membuat sumur resapan.dan apabila kebutuhan pangan bisa memanfaatkan lahan pekarangan dengan menanami sayur sayuran maupun buah buahan. Nanti kita diskusikan dengan ketua RW sejauh mana program binaan ini berpengaruh terhadap masyarakat lingkungan disini"ujar Pujo nur Cahyo kepala seksi Balai perubahan iklim.
Ditempat lain ketua RW 3 Selosari mengatakan"verifikasi lapangan kampung iklim ini memberi edukasi pada masyarakat pentingnya penghijauan pentinya daur ulang sampah sehingga terciptanya lingkungan yang bersih,nyaman dan bersih. Sehingga bisa memproduksi oksigen yang mana hari ini lagi boming pemanasan global.maka kami masyarakat RW 3Selosari menyadari hal itu sehingga mengadakan penghijauan, gotongroyong untuk melestarikan alam sekitarnya."kata mutaqin.