Surabaya- Proses pembelajaran daring atau jarak jauh di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Kota Surabaya menilai, sistem kampung IT adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah disparitas siswa
Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya Akmarawita Kadir di Surabaya, Rabu, mengatakan dampak COVID-19 menyebabkan timbulnya disparitas dalam program pendidikan siswa yang apabila dibiarkan akan menyebabkan hancurnya anak-anak bangsa.
"Adanya pembelajaran jarak jauh atau daring menyebabkan terjadinya disparitas, terutama disparitas antara siswa yang mampu dan yang tidak mampu," ujarnya, Rabu ( 5/8/2020).
Dia menjelaskan, siswa yang mampu atau memiliki ponsel pintar dengan mudah mengakses program pembelajaran daring, namun siswa yang tidak mampu kesulitan untuk mengakses program pembelajaran.
"Masalah disparitas ini dapat diatasi dengan pengadaan kampung IT yang menyeluruh dan merata di Kota Surabaya," ungkapnya.
Ia menyebut bahwa, kampung IT tidak hanya membuat beberapa balai RW dilengkapi dengan perlengkapan IT seperti rencana Pemkot Surabaya dengan memanfaatkan Broadband Learning Center (BLC) sebagai sarana belajar daring di 54 titik di Kota Surabaya.
"Padahal ada 1.405 RW yang ada di Surabaya, jadi tidak tepat sasaran dan tidak efesian," jelasnya.
Masih Akmarawita, jadi yang dimaksud kampung IT, kata dia, seharusnya semua RW mempunyai jaringan internet murah yang dikoordinasikan oleh RW masing-masing. Pemkot Surabaya dalam hal ini harus memfasilitasi melalui semua kecamatan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan Balai RW dan BLC atau sarana pembelajaran komputer dan internet di Surabaya akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
"Karena kita semua belum tahu anak-anak ini belajar virtual sampai kapan, maka nanti akan lebih memaksimalkan fungsi balai RW dan BLC untuk belajarnya anak-anak," ucapnya.
Dia menambahkan, oleh karena itu, nantinya semua balai RW yang sudah dilengkapi fasilitas internet, akan lebih dimaksimalkan karena mungkin masih lemot dan sebagainya. Jika, memang dibutuhkan nanti akan ditambahkan fasilitas Reuter di tiap balai RW itu.
"Terus di Balai RW itu sudah ada komputer yang kami berikan, sehingga nanti tinggal ditambahi kertas dan printer ya. Nanti anak-anak ini akan didampingi langsung oleh staf-staf Dinas Perpustakaan," tambahnya. ( Adv/Ham)