Surabaya- Untuk memantau aktivitas
pengerukan lumpur, Walikota Surabaya Tri Rismaharini melakukan blusukan di
sungai Jalan Baruk Utara I, Kedung Baruk, Rungkut Surabaya, Selasa
(11/08/2020). Pengerukan di sungai yang membentang dari Wonorejo Timur hingga
Ketintang Baru ini dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya aliran air ketika
curah hujan tinggi.
Demi mempercepat proses pengerukan,
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya
mengerahkan dua unit alat berat berupa excavator beserta beberapa mobil dump
truck.
Pantauan di lokasi, Risma tampak
sesekali juga memberi arahan komando kepada operator excavator menggunakan
kedua tangannya dan handy talky. Beberapa unit dump truck pun disiapkan untuk
mengangkut lumpur-lumpur hasil pengerukan. "Terus keruk ke bawah, ke bawah
lagi, oke tarik lumpurnya," ujar dia saat memberi aba-aba kepada operator
excavator.
Puluhan Satgas PU beserta jajaran
Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga nampak berada di lokasi.
Mereka pun bersiap membersihkan sisa-sisa pengerukan lumpur itu. Tak lupa,
sampah atau kotoran yang berada di bantaran tepi sungai juga turut dibersihkan.
"Itu tolong juga dibersihkan sampah-sampahnya," tandas Risma saat
memberikan instruksi kepada jajarannya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati
mengatakan, menjelang musim hujan, Wali Kota Risma menginstruksikan agar sungai
atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo.
"Jadi pengerukan mulai pompa
Wonorejo I (Rungkut Megah Raya) sampai hilir (Pompa Wonorejo II). Nah, yang di
hilir itu sudah kita keruk. Jadi yang kita keruk sekarang dari pompa Wonorejo I
menuju pompa Wonorejo II," ungkap Erna.
Dia menceritakan, case aliran sungai
ini membentang panjang melintasi beberapa kawasan. Mulai Wonorejo Timur,
Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, hingga Ketintang Baru. “Kalau dilihat
case-nya itu panjang. Jadi ketemu sampai Ketintang Baru masuknya ke sini (Kedung
Baruk),” jelasnya.
Ia menambahkan, sebagian aliran air
itu langsung dibuang menuju Sungai Jagir menggunakan pompa Wonorejo I.
Sedangkan sebagian lain dialirkan menuju pompa di Wonorejo II. “Nanti di sana
di hilirnya ada dua pompa, (dialirkan) masuk ke bozem sama ke Medokan Ayu
hilir,” tambahnya. ( Ham )