Surabaya – Di tengah pandemi Covid-19 rupanya telah
membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul. Terutama
bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang kelimpungan dalam
menjalankan bisnisnya. Namun di Kota Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya rupanya tak tinggal diam.
Pelaku UMKM di Surabaya turut diberdayakan, mereka
diajak berkolaborasi bersama pemkot dalam upaya mengantisipasi dan menangani
pandemi Covid-19. Mulai dari pembuatan masker, alat pelindung diri (APD)
seperti baju hazmat dan face shield, hingga produk olahan makanan yang kemudian
disalurkan kepada warga terdampak Covid-19.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya,
Wiwiek Widayati mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya terus
berupaya bagaimana memberdayakan UMKM. Apalagi situasi saat ini sektor ekonomi
dan dunia usaha berdampak begitu besar.
"Karena itu kita juga terus mencarikan
substitusinya, bagaimana mereka masih tetap produksi, dan produksi itu bisa
tetap menghasilkan," papar Wiwiek di Balai Kota Surabaya, Jum’at
(08/05/2020).
Karena itu, pihaknya melibatkan UMKM untuk mendukung
pemkot dalam upaya penanganan Covid-19. Mereka dilibatkan dalam pembuatan alat
pelindung diri seperti masker dan baju hazmat, hingga berbagai produk olahan
makanan.
"Jadi kemarin mereka itu kita libatkan dalam
pembuatan masker, APD, baju hazmat. Kita juga libatkan dalam pembuatan abon,
pembuatan kering tempe dan sebagainya," ujarnya.
Wiwiek merinci, untuk produk kering tempe, pemkot
melibatkan hampir 165 UMKM. Sedangkan abon, ada sekitar 10 UMKM, dan sambal
pecel 49 UMKM. Di samping itu, ada pula UMKM yang dilibatkan dalam pembuatan
APD dan masker kain. "Untuk pembuatan APD itu ada 11 UKM, sedangkan
masker, kurang lebih ada 41 UKM," katanya.
Salah satu owner UMKM di Surabaya adalah Ida Sri
Setyaningsih. Owner UMKM Makmur Sari Surabaya ini mengaku, jika pandemi
Covid-19 berdampak besar bagi produksi sambal pecelnya. "Pandemi Covid-19
ini memang sedikit banyak juga mempengaruhi produksi kita," ungkap Ida
sapaan lekatnya.
Ida mengaku bersyukur. Pasalnya, pemkot mengajak Ida
untuk berkolaborasi bersama dalam upaya menangani Covid-19. Alhasil, meski di
tengah pandemi Covid-19, produk sambal pecelnya masih tetap berjalan dan
menghasilkan. “Saya senang sekali bisa berpartisipasi mendukung program wali kota
di tengah pandemi ini," cetusnya.
Masih Ida, terlebih, usaha yang dijalankan di kawasan
Perumahan Gunung Sari Indah blok F/14 Surabaya ini rupanya juga menjadi tumpuan
bagi warga di sekitarnya. Saat ini, tetangga di sekitar ikut diberdayakan dalam
mendukung produksi sambal pecel pesanan pemkot untuk selanjutnya disalurkan
kepada warga terdampak Covid-19. "Alhamdulillah saya bisa memberdayakan
tetangga-tetangga di sekitar. Karena dampak Covid-19 ini mereka tidak aktif di
tempat kerjanya," imbuhnya.
Hal yang sama juga dialami Owner UMKM Joana Cookies,
Monica Harijati. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pesanan makanan abon
dari Pemkot Surabaya. Setiap harinya orderan dari pemkot ini kian bertambah.
“Sampai hari ini pemkot melalui Disdag sudah pesan sekitar 400 kilogram,” kata
Monica.
Monica menjelaskan, setiap harinya dia yang dibantu
anak-anaknya itu, mampu menyelesaikan kurang lebih 100 kilogram abon. “Selain
dibantu anak saya, kami mengerjakan ini juga secara berkelompok,” bebernya.
Namun begitu, Monica juga mengakui bahwa, sebelum
mendapat orderan, omzet jualannya menurun drastis, terlebih dampak dari pandemi
Covid-19. Namun, tanpa menunggu lama, ia pun bergegas untuk lebih mengaktifkan
penjualannya dengan memanfaatkan digital marketing. “Kita harus bangkit dengan
cara yang beda. Akhirnya muncul ide baru dengan mengaktifkan online,” pungkasnya.
Untuk saat ini, Monica mengaku jika usahanya mulai
bangkit kembali. Selain penjualan, ia pun juga sibuk melakukan workshop secara
online agar terbebas dari keterpurukan ini.