Surabaya- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya terus berjuang memutus mata rantai penyebaran
Covid-19. Salah satunya dengan menata ulang pasar tradisional yang disesuaikan
dengan protokol penanganan Covid-19.
Mulai dari
membagi-bagikan masker dan hand sanitizer untuk pedagang, pengecekan suhu
tubuh, memasang wastafel dan bilik sterilisasi hingga penerapan physical
distancing di lingkungan pasar. Bahkan terbaru, Pemkot Surabaya juga meminta
pedagang satu dengan yang lain memberi jarak dagangannya dan memastikan pembeli
tidak kontak fisik secara langsung dengan para pedagang.
Kepala Bagian
Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Pemkot Surabaya, Agus Hebi
Djuniantoro mengatakan, setiap hari ia bersama jajarannya terus gencar turun
untuk melakukan operasi dan sosialisasi. Hal itu terus menerus dilakukan agar
masyarakat dapat menjadikan aturan tersebut sebagai kebiasaan. Misalnya dalam
penggunaan masker setiap harinya saat di luar rumah.
“Kami juga senantiasa
menjadikan itu sebagai kebiasaan. Karena yang belum biasa menjadi biasa itu
sulitnya,” ujar Hebi saat ditemui di Balai Kota Surabaya (5/5/2020).
Namun begitu, ia
mengakui jika masih banyak pedagang yang mengeluh saat menggunakan masker.
Mengingat suaranya tidak dapat didengar jelas oleh pembeli. Makanya, Hebi
memberi solusi agar di setiap toko menyediakan kertas dan pembeli dapat
menuliskan kebutuhannya tanpa harus membuka masker.
“Untuk menghindari itu
Perusahaan Daerah (PD) pasar juga sosialisasi untuk menyediakan kertas biar
pembeli bisa nulis,” tandasnya.
Masih Hebi, tak hanya
menerapkan physical distancing di lingkungan pasar. Bahkan, setelah melakukan
koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, alat pembayaran
berupa uang kertas dan koin pun, juga menjadi salah satu penyebaran virus. Oleh
karena itu, demi keamanan dan keselamatan warga sebelum uang tersebut diterima
maka harus disemprot menggunakan disinfektan.
“Uang pun harus
disemprot dulu sebelum dimasukkan di dalam tas. Jadi uang kertas dan receh ini
berbahaya,” ungkapnya.
Menurut Hebi, yang
tidak boleh ketinggalan, siapapun yang berlalu lalang di pasar, juga wajib
menggunakan masker tanpa terkecuali, terutama bagi para pedagang. Selain
masker, mereka juga wajib menggunakan sarung tangan plastik.
Di sisi lain, Hebi
juga meminta agar, warga setelah melakukan aktivitas di pasar, setiba di rumah
wajib mandi bersih. “Mohon sekali lagi masyarakat untuk langsung mandi setelah
tiba di rumah,” bebernya.
Dia bercerita, betapa
sulitnya menertibkan dan mengajak masyarakat untuk mentaati protokol yang ada.
Seperti yang terjadi di Pasar Keputran, pihaknya mengaku setiap hari memantau
dan menertibkan di kawasan itu dan masih ditemukan beberapa yang melanggar.
"Tergantung
pasarnya. Kalau seperti Keputran itu setiap hari kita tegur ‘maringono nyelintung lewat kono’ (setelah
itu puter dan lewat jalan lain)," katanya
Hingga saat ini, Hebi
memastikan bahwa pihaknya melalui PD Pasar Surya terus melakukan pemantaua,
termasuk di Pasar Krempyeng. Meski bukan dikelola PD Pasar Surya, namun
beberapa kali sudah dilakukan sosialisasi dan pembagian hand sanitizer kepada
pedagang dan pembeli.
“Tetapi kita pun juga
turun untuk sosialisasi ke Pasar Krempyeng setiap hari paling tidak menjelaskan
tentang protokol ini. Kedua, kita juga memberikan masker serta sanitizer,”
imbuhnya.
Ia menjelaskan, namun
begitu, apabila terdapat satu pasien confirm Covid-19 di pasar, maka pasar
tersebut akan ditutup sementara selama 14 hari sampai masa inkubasi. Seperti
yang terjadi di beberapa pasar yakni Pasar Kapasan, Pasar Kupang Gunung dan Mal
Pusat Grosir Surabaya (PGS). Karenanya, ia berharap ke depan masyarakat lebih
taat dan patuh dalam mengikuti protokol yang sudah ada.
“Untuk melawan
Covid-19 ini kita harus bersama-sama. Jadi masyarakat yang belum mentaati mari
sama-sama menjadi bagian pemutusan wabah ini,” jelasnya.
Senada dengan itu,
Pelaksana Tugas Direktur Utama PD Pasar Surya, Muhibuddin menambahkan, ketika
pasar ditutup, masyarakat masih tetap bisa berdagang melalui online.
"Jadi yang
diisolasi adalah pedagang dan aktivitasnya. Mereka masih bisa jualan online,”
kata dia. ( Ham )