Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan
evaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pahlawan.
Salah satunya adalah evaluasi terhadap pelaksanaan posko check point atau
pemeriksaan kendaraan di setiap titik akses pintu masuk ke Kota Surabaya.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota
Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, setelah dilakukan evaluasi, pelaksanaan
PSBB di hari kedua pada posko check point pemeriksaan kendaraan di perbatasan
titik pintu masuk ke Kota Surabaya relatif lancar. Salah satunya, titik lokasi
pemeriksaan di Bundaran Waru yang kemarin sempat mengalami penumpukan
kendaraan.
"Hari kedua (PSBB) ini yang pertama di Cito (Bundaran Waru)
sudah mulai lancar, dan kita sudah bisa melakukan efektivitas kerja,"
papar Eddy di Halaman Balai Kota Surabaya, Rabu (29/04/2020).
Eddy menjelaskan, hal yang sama juga terjadi di beberapa titik
lain lokasi pemeriksaan kendaraan. Sejak pukul 06.00 – 08.00 WIB, dari
pantauan petugas di lapangan, arus lalu lintas kendaraan di beberapa lokasi
posko check point juga relatif lancar.
"Kalau yang selain Cito (Bundaran Waru), laporan dari
teman-teman di HT tadi juga relatif lancar. Kita pantauannya kemarin yang crowded itu
di Cito. Alhamdulillah hari ini mulai pukul 06.00 – 08.00 WIB lancar untuk
Cito," jelasnya.
Menurut Eddy, di posko check point Bundaran
Waru, hari ini pihaknya mendapati satu orang pengendara warga luar kota
berstatus ODP (orang dalam pemantauan) yang akan melintas ke Kota Surabaya.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Dinas Kesehatan, rupanya suhu tubuh
orang itu di atas 38 derajat, sehingga orang tersebut dikembalikan ke kota
asalnya.
"Jadi hari ini kita temukan ada satu orang dari luar kota
suhunya lebih dari 38 derajat, kita kembalikan. Kita cek dari tim kesehatan
kita, karena penduduk luar kota, kita kembalikan," tandasnya.
Seiring berjalannya PSBB di hari kedua, Eddy juga mengakui,
bahwa masih ada beberapa warung kopi atau cafe yang dijadikan tempat nongkrong
oleh masyarakat. Karenanya, pihaknya memastikan terus melakukan penyisiran ke
beberapa wilayah untuk memberikan imbauan kepada mereka.
"Di warung-warung-warung kopi itu masih ada tempat
cangkruk. Nah itu kita tertibkan, diimbau dari teman-teman kecamatan dan Satpol
PP untuk tidak ada lagi (nongkrong) di warung-warung itu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Eddy juga menyatakan, di hari kedua pelaksanaan
PSBB, penyemprotan disinfektan juga masih tetap dilakukan oleh jajaran Pemkot
Surabaya. Penyemprotan difokuskan pada wilayah yang ditetapkan sebagai zona
merah Covid-19. “Pembagian sembako (CSR) hari ini juga masih berlangsung di
Convention Hall ke beberapa kecamatan yang belum,” bebernya.
Sedangkan pemantauan terhadap perkembangan kesehatan OTG (orang
tanpa gejala), ODP (orang dalam pemantauan), maupun PDP (pasien dalam
pengawasan), juga masih tetap dilakukan. Eddy mengaku, Dinas Kesehatan melalui
jajaran di Puskesmas, rutin melakukan pemantauan dan memberikan permakanan
kepada mereka.
“Kami dari tim Linmas melalui Kasatgas juga mendekati
orang-orang yang terkonfirmasi positif namun rawat jalan, kita komunikasi
supaya bisa mereka masuk isolasi atau rawat inap,” cetusnya.
Namun, Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya ini menegaskan,
komunikasi yang dilakukan jajarannya dengan orang-orang terkonfirmasi positif
Covid-19 ini dilakukan melalui sambungan telepon. Jika harus berhadapan
langsung, jaraknya juga dibatasi 2 meter dengan menggunakan APD (alat pelindung
diri) lengkap.
“Ada yang sudah sembuh dibuktikan dengan hasil negative, ada
yang isolasi mandiri ke tempat khusus, dia punya rumah atau tempat khusus dan
tidak keluar, makanan disupplai oleh keluarganya. Jadi mereka secara mandiri
sudah mulai sadar untuk bisa membentengi dirinya dan keluarganya dari Covid-19,
itu evaluasinya,” ujarnya.
Eddy juga mengakui, hasil evaluasi lain di lapangan adalah masih
ditemukannya beberapa pengendara motor yang berboncengan. Meski dalam Perwali
(Peraturan Wali Kota) disebutkan jika dalam satu keluarga atau dengan alamat
tinggal yang sama diperbolehkan, namun demikian pihaknya mengimbau masyarakat
agar hal itu untuk sementara waktu tidak dilakukan.
“Kita imbau jangan boncengan dulu, physical
distancingnya itu harus kita jaga sepenuhnya,” katanya.
Di tempat berbeda, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota
Surabaya, Irvan Wahyudrajad menyampaikan, pelaksanaan PSBB di hari kedua
dibanding kemarin, terjadi penurunan aktivitas arus lalu lintas kendaraan.
Khususnya yang melintas di posko check point Bundaran Waru.
“Sejak pukul 06.00 WIB tadi pagi, memang dibandingkan hari
pertama pelaksanaan PSBB jauh sekali penurunan, tidak hanya di titik Cito
(Bundaran Waru), termasuk di 17 titik lain,” pungkas Irvan saat ditemui
di posko check point Bundaran Waru.
Selain itu, Irvan menambahkan, aktivitas lalu lintas kendaraan
juga terjadi penurunan di lokasi posko check point yang berada
di exit-exit tol di Kota Surabaya. “Jauh menurun, baik di Cito atau di
exit-exit tol juga terjadi penurunan dibandingkan hari pertama kemarin,”
katanya.
Menurutnya, turunnya aktivitas kendaraan ini karena masyarakat
sudah banyak yang mengetahui informasi terkait penerapan PSBB di Surabaya
selama 14 hari. Baik itu warga luar kota maupun warga Surabaya.
“Karena memang masyarakat sudah banyak yang tahu, yang dari arah luar kota, kemudian dari dalam kota pun terinformasi, sehingga mereka menyesuaikan dengan pelaksanaan PSBB,” tambahnya. ( Ham )