Surabaya- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya
salah satu dokter yang bertugas di IGD RSUD dr. Soewandhie Surabaya. Almarhum
merupakan salah satu pejuang medis yang bertugas menangani pasien Covid-19.
Koordinator Protokol
Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria
Rachmanita mengatakan, almarhum semasa hidupnya memang memiliki riwayat
penyakit asma. Tiga pekan lalu, almarhum juga sempat melakukan tes swab di RSUD
Soewandhie dan hasilnya dinyatakan positif Covid-19.
"Dia memang punya
penyakit bawaan asma, terus kemudian kemarin itu awal swabnya positif Covid-19,
terus dirawat sembuh sudah. Kemudian, swabnya negatif tiga kali," ucap
Febria sapaan akrabnya Febria Rachmanita, Senin (27/04/2020).
Menurut Feni, beberapa
hari terakhir saat dirawat di ICU, kondisi almarhum membaik. Bahkan, tadi pagi
kondisinya juga membaik. Namun kemudian, terjadi pembengkakan pada jantung.
“Tadi pagi saat
dirawat di ICU kondisinya membaik. Terus saya dikabari tadi jam 17.46 WIB
meninggal dunia. Padahal sudah negatif semua, tiga kali tes Swab hasilnya negatif,”
ungkapnya.
Feni menjelaskan,
kebetulan waktu itu, almarhum adalah dokter yang menangani pasien Covid-19 asal
Pemalang. Akan tetapi, karena pasein itu tidak mengaku kalau positif Covid-19,
akhirnya almarhum ikut terpapar.
“Pertama kali almarhum
ambil swab itu tiga minggu yang lalu dan hasilnya positif. Terus swab lagi
negatif, terus swab lagi negatif. Tapi, ternyata tubuhnya tidak bisa membentuk
imun,” tandasnya.
Ia berharap, ke depan
tidak ada lagi pejuang medis yang terpapar hingga meninggal saat menangani
pasien Covid-19, baik itu perawat maupun dokter.
“Perawat sama dokter
adalah garda terdepan. Walaupun mereka menggunakan APD (alat pelindung diri)
lengkap, tapi saya harap tidak ada lagi pejuang medis yang terpapar hingga meninggal,”
tambahnya. ( Ham )