Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
menggandeng Pemerintah Kota (Pemkot) Kitakyushu dalam melakukan penelitian
ekosistem mangrove di kawasan Wonorejo dan Gunung Anyar Surabaya. Penelitian
ini merupakan bagian dari kerjasama sister city di bidang
lingkungan, antara Kota Surabaya dengan Kota Kitakyushu, Jepang.
Pelaksana tugas (Plt), Kepala Dinas Ketahanan Pangan
dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, penelitian
ekosistem mangrove ini merupakan bagian dari kerjasama sister city antara
Kota Surabaya dan Kota Kitakyushu. Menurutnya, Kota Kitakyushu memiliki
teknologi yang dapat menganalisa jenis-jenis mangrove termasuk aneka hayati dan
fauna.
“Jadi hasil dari penelitian itu nantinya untuk
kepentingan Pemkot Surabaya. Terutama untuk menambah khasanah pengetahuan, baik
bagi pemkot maupun warga Surabaya,” papar Irvan di sela acara Workshop
Pengenalan Keanekaragaman Hayati dan Pelestarian mangrove oleh tenaga ahli
Kitakyushu Jepang di Joglo MIC Mangrove Wonorejo, Kamis (27/2/2020).
Menurut Irvan, sejak satu bulan yang lalu, tenaga ahli
asal Kota Kitakyushu Jepang, telah memasang camera trap di beberapa titik spot
di kawasan mangrove. Camera tersebut menjadi alat pemantau keanekaragaman
hayati dan fauna yang ada di mangrove.
“Mereka mengatakan luar biasa, ternyata mangrove di
Surabaya ini bisa tumbuh secara alami dan mereka juga kagum dengan perkembangan
mangrove di Surabaya,” ujarnya.
Irvan menjelaskan, salah satu hasil dari penelitian
itu adalah ditemukannya hewan kunang-kunang. Keberadaan kunang-kunang di
mangrove menjadi salah satu indikator bahwa ekosistem lingkungan di kawasan
tersebut tergolong sehat. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil penelitian
mangrove yang tumbuh subur sejak 3 tahun yang lalu.
“Nanti kita juga tunggu masukan-masukan lain dari
mereka seperti apa terkait keberadaan kunang-kunang itu sendiri,” tandasnya.
Di waktu yang sama, Kepala Bidang Pertanian, DKPP
Surabaya, Rahmad Kodariawan menyampaikan, bahwa tenaga ahli asal Kota
Kitakyushu Jepang mengakui, jika tanaman mangrove di Surabaya ini tumbuh dengan
baik. Setidaknya ada 43 jenis spesies mangrove di Wonorejo dan Gunung Anyar.
“Sekarang ada 43 spesies atau jenis mangrove, baik
mayor, minor atau asosiasi, yang paling banyak sekarang di (mangrove) Gunung
Anyar,” kata Rahmad.
Menurutnya, sejak beberapa waktu lalu, tenaga ahli
asal Kitakyushu Jepang telah melakukan penelitian habitat mangrove yang ada di
Surabaya. Nantinya, hasil dari penelitian itu akan disampaikan dan dibahas
secara bersama. “Ini baru diambil akhir bulan kemarin (penelitian) nanti akan
dibahas,” ucapnya.
Bahkan, kata Rahmad, hasil dari penelitian itu
nantinya juga bakal menjadi salah satu acuan bagi Pemkot Surabaya dalam rangka
pengembangan Kebun Raya Mangrove. Pasalnya, untuk menjadi Kebun Raya Mangrove,
harus memenuhi unsur edukasi, penelitian dan wisata. “Rencananya Kebun Raya
Mangrove Surabaya itu terbesar di asia dan dunia,” tambahnya. ( Ham )