SAMPANG
- Penayangan video kegiatan Pres Gathering 9/2 di Pendopo Trunojoyo Sampang
dinilai diskriminatif sehingga membuat Organisasi Lintas Media Sampang (LMS)
geram. Pasalnya Diskominfo sebagai pihak pelaksana kegiatan hanya menayangkan
kegiatan 2 Organisasi jurnalis,sementara di Sampang, ada 5 Organisasi jurnalis.
"Kami sangat kecewa dengan kinerja Panitia Pelaksana Pers Gathering,"
ujar Wakil Ketua Lintas Media Sampang (LMS) Ach Sukardi Kamis (13/2/2920) di
hadapan wartawan surabayanewsweek.com.
Menurutnya kegiatan Peringatan Hari Pers
Nasional (HPN) ke 74 oleh LMS justru lebih awal dilakukan di bandingkan dengan
dua Organisasi jurnalis lainnya. Saat melakukan kegiatan berupa Aksi bersih
bersih pantai dari sampah plastik di Desa Taddan di hadiri langsung oleh Bupati
Sampang H.Slamet Junaidi dan Kapolres Sampang, saat itu salah satu Kasi dan
crue Kameraman Diskominfo juga hadir. Namun mengapa waktu acara Pers Gathering
hanya kegiatan dua Organisasi saja yang di tayangkan,ini sangat kita sayangkan
dan kecewa,ucapnya.
Ditambahkan, sebenarnya saat itu juga para
Anggota LMS mau protes dan meninggalkan tempat namun dilarang oleh Ketua dan
Wakil Ketua LMS. Jika tidak ada niat untuk meminta maaf, LMS akan melakukan
mosi tidak percaya kepada Diskominfo. Sementara salah satu petugas kontrak
di Diskominfo mengaku hanya bertugas
mengambil gambar dan mengeditnya, untuk penayangan di Pers Gathering hanya
melaksanakan perintah atasan.
Salah satu pejabat di Diskominfo awal nya
menyatakan penayangan itu di luar agenda. Dan ada unsur pemaksaan untuk di
tayang melalui operator yang bukan dari Diskominfo. Namun saat di konfirmasi
Kabag Protokoler mengelak dan menegaskan operator dilakukan oleh pihak
Diskominfo. Kembali dijelaskan oleh pihak Diskominfo bahwa video kegiatan dari
LMS dan salah satu Organisasi jurnalis sudah di publikasi melalui Youtube. Tetapi
para Anggota LMS yang hadir menyatakan Organisasi jurnalis yang di klaim
dipublikasikan bersama LMS di Youtube itu kembali di tayangkan. (din)