Surabaya - Ulang tahun ke-73 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dirayakan PDIP Surabaya dengan menggelar doa bersama puluhan anak yatim lintas agama dari berbagai panti asuhan di Kota Pahlawan. Selain anak yatim, kantor DPC PDIP Surabaya juga didatangi belasan penyandang disabilitas yang ikut acara tasyakuran dan doa bersama.
PDIP Surabaya juga menyerahkan santunan kepada para anak yatim tersebut.
“Hari ini, kita berbahagia dan bersyukur seiring bertambahnya usia Ibu Megawati. Kami mendoakan agar Bu Mega senantiasa diberi kesehatan, kekuatan, keberlimpahan dan menjadi teladan bagi seluruh rakyat Indonesia,” papar Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono di kantor PDIP Surabaya, Jalan Setail Surabaya, Kamis (23/2/2019).
Doa bersama digelar secara maraton sejak pukul 12.30 WIB hingga 17.30 WIB. Para anak yatim yang ikut dalam doa bersama antara lain datang dari Panti Asuhan Darul Aytam Dluafa’ Ruqoiyah, Yayasan Panti Asuhan Sejahtera, dan Panti Asuhan Don Bosco.
Selain itu, terdapat anak-anak yatim dari daerah sekitar kantor DPC PDIP Surabaya di Kecamatan Wonokromo.
Adapun anak-anak berkebutuhan khusus datang dari Lingkungan Pondok Sosial Kalijudan.
Sebanyak 20 tumpeng disediakan untuk dinikmati bersama antara kader, pengurus PDIP Surabaya, dan para anak yatim.
Adi mengatakan, Megawati adalah milik seluruh rakyat, dari berbagai kalangan, lapisan, strata, dan golongan. Maka tak mengherankan, ratusan anak yatim lintas agama pun dengan ikhlas dan tulus mendoakan Megawati.
Dalam kesempatan itu, Adi juga menceritakan kisah perjuangan dan perjalanan hidup Megawati. Lahir pada 23 Januari 1947 dalam suasana mencekam karena Agresi Militer Belanda,
Megawati tumbuh menjadi pribadi yang kukuh pendirian. Megawati yang mendapat panggilan kesayangan “Ega” dari Bung Karno adalah ikon terbesar perlawanan terhadap rezim Orde Baru.
Dia kemudian dikenal sebagai perempuan pertama yang menjadi presiden dalam sejarah Indonesia. Kiprah nyata Megawati untuk Megawati juga mendapat pengakuan dengan datangnya gelar doktor kehormatan dari kampus-kampus kredibel di dalam dan luar negeri.
“Perjuangan dan perjalanan hidup Bu Mega layak inspirasi bagi anak-anak muda, juga seluruh kaum perempuan. Bahwa dengan kerja keras dan tekad baja, Bu Mega bisa membuktikan bahwa kaum perempuan dapat memimpin negara sebesar Indonesia, mampu menguasasi urusan publik untuk kemaslahatan masyarakat,” ungkap Adi.
Sementara itu, salah seorang anak yatim, Amrullah, merasa senang bisa ikut mendoakan Megawati. Apalagi, dia bersama ratusan anak yatim lainnya ikut mendengarkan kisah perjuangan dan perjalanan hidup Megawati.
“Alhamdulillah, senang bisa ikut acara ini. Tadi diberi cerita soal perjalanan hidup Bu Mega. Ternyata sangat berliku, tapi Bu Mega tidak mudah menyerah.
Ya saya Insya Allah juga akan terus semangat berjuang mewujudkan cita-cita, keterbatasan bukan halangan meraih cita-cita,” ujar pelajar di salah satu SMP di Surabaya tersebut.( Ham)