Surabaya- Kunjungan
kerja Komisi IX DPR RI di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam, Kamis
(30/1/2020), diterima langsung oleh Tri Rismaharini
Kunjungan tersebut,
bertujuan dalam rangka akselerasi keberhasilan dalam program Keluarga Berencana
(KB).
Dalam pertemuan itu,
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menyambut hangat kedatangan para tamu yang
hadir di rumah dinas wali kota.
Diantaranya, Wakil
Ketua Komisi IX DPR RI beserta jajarannya. Perwakilan BKKBN (Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jatim, Perwakilan PIK-R Surabaya,
Perwakilan PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana), Perwakilan Kader
Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), dan tenaga ahli.
Wakil Ketua Komisi IX
DPR RI, Anshori Siregar menyampaikan bahwa, Kota Surabaya sangat bagus dalam
menjalankan program-program pengendalian penduduk, seperti KB dan ketahanan
keluarga.
Apalagi, sejak di
bawah kepemimpinan Wali Kota Risma, Surabaya menjelma menjadi kota yang terbaik
dalam menangani program KB dan pembangunan ketahanan keluarga.
“Makanya kita datang
ke sini (Surabaya). Mudah-mudahan kota yang lain bisa mencontoh apa yang telah
dilakukan Kota Surabaya,” papar Anshori dalam sambutannya.
Anshori mengungkapkan,
penduduk Jawa Timur berjumlah sekitar 40 Juta, Jawa Tengah 35 juta, Jawa Barat
48 juta dan DKI Jakarta sekitar 10 juta.
Namun, hampir 50 – 60
juta itu penduduknya ada di Jawa. Jika jumlah populasi penduduk tersebut tidak
bisa dikendalikan, maka hal ini akan sangat berbahaya. Karena itu, sangat
penting bagi pemerintah untuk mengendalikan jumlah populasi penduduk tersebut.
“Kalau kita tidak bisa
mengendalikan atau mengambil manfaat dari bonus demografi, saya kira di tahun
2030 atau 2035 kita bukan mendapat bonus demografi, tapi bahaya demografi,
karena tidak bisa mengendalikan itu,” ujarnya.
Menurutnya, program
pengendalian penduduk menjadi sangat penting dalam menyambut datangnya bonus
demografi di tahun mendatang.
Makanya, pihaknya
ingin mengundang Wali Kota Risma ke DPR RI, untuk memaparkan program ketahanan
keluarga yang telah berjalan di Surabaya. Sebab, ia menilai, program ketahanan
keluarga di Surabaya bisa dicontoh bagi kota atau kabupaten lain di Indonesia.
“Maksud dan tujuan
kami ke sini ingin mendapat masukan-masukan di lapangan dan lain-lain. Insya
Allah kita juga siap membantu mendukung program-program yang ada di Kota
Surabaya,” ungkapnya. ( Ham )