TULUNGAGUNG - Rombongan Guru TK pengawas dan
kepala sekolah UPT Kecamatan Kota Tulungagung sebanyak 54 orang,
yang mengalami kecelakaan lima korban meninggal. Korban luka luka masih
menyisakan masalah. Salah satu korban mengakui kurangnya informasi kepada
korban dengan pengurusan kolektif sedangkan
korban yang lainnya menghindar jika ditanyai, terang Irma
dirumahnya.
Satu
minggu sepulang dari RS ( Rumah Sakit ) Dr.Iskak Tulungagung korban rawat jalan
mengalami 26 jahitan bagian wajah ( cacat seumur hidup ) harus mengeluarkan biaya beli obat total uang yang
di keluarkannya Rp 4 juta lebih. Kemudian korban di beri amplop berisi uang Rp
750 ribu dari kepala sekolah TK Pembina yang tidak di ketahui asalnya dari mana, jadi, info banyak yang kita tidak
ketahui, katanya. Secara pisikologi korban masih trauma, biaya RS total Rp 10,5
juta semua sudah di tanggung jasaraharja, tidak ada rincian, mungkin kita
teriak dulu, kata putu menimpali.
Saat
terjadinya kecelakaan bus PO Fabian Anugrah Trans AG 7555 UR , pada Sabtu (
7/12/2019 ) pagi, di jalan raya Kecamatan
Kesamben Blitar bus membawa
rombongan terjun kesungai rencananya
akan menghabiskan akhir pekan wisata ke kebun kurma Pasuruan dengan
biaya Rp 80 ribu. Posisi korban kaki di atas kepala di bawah kursi penumpang semua lepas,
dengan wajah penuh darah korban berhasil keluar dari dalam bis. Tidak
lama bantuan datang, Bupati Tulungagung juga turun ke lokasi. Korban
dibawa ke Puskesmas terdekat, keluarga memutuskan membawanya ke RS Dr. Iskak
Tulungagung, ujar Irma.
Menanggapi
itu Ketua PGRI Kabupaten Tulungagung, Giarno menyampaikan, kemarin santunan Rp 35 juta, bagi yang meninggal
masing masing Rp 5 juta dan Rp 15 juta untuk yang masih sakit sudah di serahkan
ke IGTKI PGRI Kecamatan Tulungagung untuk IGTKI PGRI Cabang Kabupaten Tulungagung juga memberi
santunan, terangnya saat di hubungi.
Namun,
ketua IGTKI PGRI Kecamatan Tulungagung, Diah T mengatakan, dana santunan yang
di sampaikan, waaah.., yang tahu Ketua IGTKI PGRI Kabupaten, Bu Triwin Narni,
TK Negri Pembina, tapi, yang ngurusi bu Yuli,
ke bu Triwin saja mas TK pembina,
pungkasnya.
Informasi
itu salah mas bukan di kelola IGTKI PGRI
Kecamatan Kota itu tidak benar, jenengan tanya saja ketua IGTKI PGRI Kabupaten
mesti tahu, monggo dari pada nanti salah memberikan informasi. Info dari pak Giarno sebenarnya tidak salah mas, tetap
saja kita konfirmasi sama IGTKI PGRI Cabang
Kabupaten Tulungagung, monggo silahkan cari informasi ke situ."Intinya
semua sudah diserahkan ya bu, alhamdulillah ya lah mas ya, ya, kalau total
keseluruhan berapa bu ?, saya tidak tahu mas, ya Allah jenengan itu gimana,
yach”.
Kemarin
PGRI memberi santunan sebesar 5 juta untuk 4 orang korban yang meninggal, di
tambah 15 juta untuk yang tidak meninggal kemarin sudah di berikan sebagian dan
hari ini ada santunan tambahan yang meninggal 2,5 juta dari IGTKI, semua dana
dari PGRI dan IGTKI, imbuhnya melalui pesan whatsapp.
Kepala
kantor Jasaraharja wilayah Tulungagung, trenggalek, Blitar, Purwanto
mengatakan, berdasarkan undanag undang nomor 33 tahun 1964 tentang dana
pertanggungan wajib kecelakaan penumpang terhadap korban guru TK sudah menerima
santunan dari jasaraharja, yang meninggal 5 orang masing masing Rp 50 juta dan
luka luka masing masing Rp 20 juta di jamin kan ke RS Dr. Iskak Tulungagung
maupun RS korban di rawat, banyak yang sudah kita layani. Bagi korban rawat
jalan bawa kuitansi pembelian obat langsung kita layani. Silahkan datang bawa
kuitansi, jasaraharja mengganti uangnya, jelasnya, Selasa ( 14/1/2020 ). (Rid/Nan)