Surabaya- Audiensi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu
Bintang Darmawati beserta jajarannya diterima langsung oleh Walikota Surabaya
Tri Rismaharini di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam Surabaya, Senin
(09/12/2019).
Dalam audensi ini,
Wali Kota Risma memaparkan puluhan program terkait pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak. Dimulai dari program perlindungan anak, yakni pendidikan,
fasilitas, kesejahteraan hingga kesehatan anak-anak. Bahkan, Surabaya juga
memiliki berbagai macam kegiatan positif di luar jam belajar sekolah.
"Saya percaya
masa depan bangsa ditentukan oleh anak. Jadi saya akan melakukan apapun untuk
mereka," papar Wali Kota Risma.
Dia mengatakan, selain
program pendidikan SD – SMP gratis, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga
menjamin asupan gizi bagi balita dan anak usia dini di Kota Pahlawan. Mulai
dari usia balita sampai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mendapat tambahan
asupan gizi dari Pemkot Surabaya.
"Sebulan ada
empat kali tambahan asupan gizi, seperti susu, kacang ijo dan sebagainya. Jadi
bukan hanya balita yang kita berikan asupan tambahan, PAUD pun juga,"
tandasnya.
Demi memastikan
kesehatan remaja khususnya perempuan, Wali Kota Risma juga memberikan imunisasi
kanker serviks secara gratis. Bahkan, pemberian imunisasi hepatitis B juga
diberikan untuk warganya.
“Jadi posyandu di
Surabaya tidak hanya untuk balita saja, tapi remaja bahkan lansia juga ada,”
ucapnya.
Selain menjamin
kesehatan anak-anak, berbagai upaya juga dilakukan untuk menekan angka putus
sekolah di Surabaya. Sebab, Wali Kota Risma menilai, anak yang putus sekolah
akan cenderung mengalami kenakalan dan melakukan hal negatif lainnya.
“Kami banyak menemukan
bandit, rampok dari mereka yang putus sekolah. Lalu saya cari solusi bagaimana
mereka bisa sekolah dan memberi kegiatan positif selain di sekolah,” ungkapnya.
Selain intens menekan
angka putus sekolah di Surabaya, Wali Kota Risma juga menyiapkan banyak program
kegiatan anak-anak ketika di luar sekolah. Pasalnya, selama 24 jam itu, anak-anak
menghabiskan waktunya di sekolah dan selebihnya mereka akan bergaul dengan
lingkungannya.
“Mereka masih punya
waktu 16 jam, kami punya banyak sekali program di luar sekolah. Kami punya
komunitas tari, musik, karate yang sering tampil. Anak-anak memang harus
dikasih kesibukan. Kalau nganggur, pengaruh rusak itu sangat besar sekali,”
imbuhnya.
Bahkan. Wali Kota
Risma menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung anak-anak Surabaya
menyalurkan kegiatan positif di luar jam sekolah. Diantaranya, ratusan lapangan
olahraga, taman kota, serta 1.400 perpustakaan yang tersebar di seluruh wilayah
Kota Surabaya.
“Kami juga punya
program namanya Kampung e Arek-Arek Suroboyo. Mereka di jam tertentu, akan
belajar dan sepakat tidak menyalakan televisi satu kampung,” ujarnya.
Dalam audiensi itu,
Presiden UCLG Aspac ini juga memaparkan keberhasilan Kota Surabaya dalam
membangun program pemberdayaan perempuan, salah satunya melalui Pahlawan
Ekonomi (PE). Wali Kota Risma mengakui, program tersebut berdiri lantaran sejak
awal menjabat wali kota, ia menemukan 20 persen warga miskin.
“Warga tersebut
ternyata sebagian besar suaminya sudah bekerja. Akhirnya saya cari opsi kedua
dengan menggerakkan ibu rumah tangga untuk berpenghasilkan,” katanya..
Ia menjelaskan, selama
ini para pelaku usaha yang tergabung dalam program PE, tak ada satu pun yang
dibekali modal berupa uang tunai. Namun, mereka dibekali berupa
pelatihan-pelatihan, seperti pengolahan produk, packaging, hingga pemasaran
offline maupun online.
“Saya berani pastikan
semua yang saya berikan adalah pelatihan-pelatihan. Packaging, cita
rasa, dan termasuk cara memasarkan. Tidak ada uang tunai,” imbuhnya.
Seusai mendengar
paparan dari Wali Kota Risma, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati pun terkagum-tagum dan mengapresiasi
setinggi-tingginya. Menurutnya, Kota Surabaya mempunyai konsep yang sangat luar
biasa, khususnya terkait pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan.
“Saya sebagai orang
baru di kementerian ini kagum dengan Surabaya yang mempunyai konsep luar biasa.
Di sini (Surabaya, red) lengkap, dengan PE serta pemenuhan hak anak. Anak-anak
disekolahkan dan dikembangkan potensinya seperti di Kampung Anak Negeri,” papar
Menteri PPPA.
Maka dari itu,
pihaknya mengakui bakal mengadopsi dan mereplikasikan program yang telah
berjalan di Surabaya untuk daerah lain di seluruh wilayah Indonesia. “Ini pola
yang bisa kami adop, kami replikasikan untuk daerah lain di Indonesia,”
terangnya.
Tidak hanya itu,
Menteri PPPA juga mengapresiasi bagaimana kecepatan dan ketanggapan Wali Kota
Risma dalam menyelesaikan masalah kekerasan yang terjadi pada perempuan dan
anak-anak. Seperti upaya pencegahan tindak pelecehan pada anak melalui tes
psikologi. “Ini bisa menjadi pilot project. Kalau di sini (Surabaya, red) saya
apresisasi sekali. Ini bisa menjadi contoh bagi kami ke depan,” tambahnya. (Ham)