Bangkok – Untuk mengoptimalkan
pengembangan kawasan sungai Kalimas dengan belajar wisata dan pengelolaan
transportasi air, Pemerintah Kota ( Pemkot ) Surabaya belajar di Kota, Bangkok, Thailand. Minggu ( 27 / 10 / 2019 )
"Bangkok sudah
menjadi destinasi wisata air yang dikenal di Asia Tenggara bahkan di dunia. Sehingga
kami perlu belajar ke sini," papar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
(Kominfo) Muhammad Fikser usai menggelar pertemuan di Balai Kota Bangkok,
Thailand.
Fikser mengatakan,
Pemkot Surabaya serius mengembangkan pariwisata dan transportasi air, salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempelajari wisata dan transportasi air
yang diterapkan di Sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand.
Bahkan, Kepala Dinas
Kominfo ini, memimpin rombongan sejumlah pejabat Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Pemerintah Kota Bangkok dan wartawan, saat melakukan studi banding
transportasi air di Bangkok.
"Ada beberapa hal
yang kita pelajari untuk dijadikan referensi pembangunan di Surabaya. Utamanya
yang kita pelajari di bidang pariwisata dan transportasi air," tandasnya
Bangkok, alasan
dipilihnya sebagai tempat belajar pengembangan pariwisata dan transportasi air.
Sebab Bangkok menjadi kota yang menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di
Asia. Bahkan, sektor pariwisata tersebut menjadi penyumbang pemasukan tertinggi
bagi Negara Gajah Putih, salah satunya adalah wisata air.
Menurut Fikser,
Bangkok memiliki Sungai Chao Phraya yang menghubungkan beberapa provinsi di
Thailand. Sungai Chao Phraya tersebut menjadi distinasi wisata favorit, yang
banyak dikunjungi wisatawan saat bekunjung ke Thailand.
Fikser berharap Pemkot
Surabaya bisa mengadopsi wisata Sungai Chao Phraya dan diterapkan di Sungai
Kalimas, Surabaya.
"Kami ingin tahu
caranya. Kita punya Sungai Kalimas yang bisa dikembangkan jadi sarana
transportasi dari daerah Tanjung Perak sampai ke tengah kota (Surabaya). Itu
juga bisa dikembangkan ke pariwisata," ujar Fikser.
Dia mengakui, memang
ada beberapa perbedaan antara Sungai Chao Phraya Bangkok, dengan Sungai Kalimas
di Surabaya, salah satunya adalah terkait keberadaan jembatan-jembatan yang
melintas di atas sungai.
Ia menjelaskan, di
Bangkok tidak banyak terdapat jembatan yang melintas di atas sungai, sedangkan
di Surabaya, banyak sekali jembatan yang melintas di atas Sungai Kalimas.
Bahkan jembatan-jembatan tersebut memiliki nilai sejarah yang tidak mungkin
dihilangkan.
"Kalau di kita
kan ada jembatan-jembatan yang punya nilai sejarah yang tinggi. Hambatan di
kita ada jadi itu yang harus kita sesuaikan. Tidak mesti sama seperti Bangkok
tapi disesuaikan dengan kondisi yang ada di Surabaya," tandasnya.
Untuk pengelolaan
Sungai Kalimas, Fikser mengakui melibatkan banyak pihak, di antaranya Balai
Besar Sungai Brantas, dan Perum Jasa Tirta. Untuk itu, Fikser berharap semua
pihak bisa mendukung pengembangan pariwisata dan transportasi air Sungai
Kalimas.
"Pariwisata ini
kan bakal membawa manfaat banyak bagi masyarakat. Jadi untung itu bukan
pemerintah kota, tapi masyarakat. Kita harapkan bisa saling bersinergi dengan
semua pihak terkait," ungkapnya.
Direktur Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Bangkok Sing Limphirat menyambut baik Pemkot Surabaya yang
ingin mempelajari pengembangan pariwisata dan transportasi air yang ada di
kotanya. Ia berharap, kunjungan perwakilan dari Pemkot Surabaya bisa membawa
pulang sesuatu yang bisa diterapkan di Surabaya.
"Banyak yang bisa
dipelajari dan diadopsi untuk Surabaya. Semoga ini juga bisa dipromosikan ke
warga Surabaya untuk berkunjung ke Bangkok," papar Sing Limphirat.
Sungai Chao Phraya
diakuinya memang menjadi andalan di Kota Bangkok. Sebab, sungai sepanjang 372
kilometer yang membelah Kota Bangkok tersebut, menjadi salah satu destinasi
wisata favorit di sana. Sungai itu juga diakuinya menjadi transportasi publik,
dan jalur pengangkut meterial bangunan.
"Selain wisata
Sungai Chao Phraya memang dijadikan untuk transportasi publik. Bahkan material
pembangunan diangkut lewat sungai tersebut agar jalan tidak cepat rusak,"
kata Sing Limphirat.
Perlu diketahui bahwa,
tansportasi publik di Bangkok cukup lengkap mulai dari skytrain, MRT, Monorel,
Subway, dan angkutan umum lainnya. Selain angkutan darat juga ada transportasi
air dengan perahu di Sungai Padhung Krung Pasing. Sungai ini sepanjang 5
kilometer menghubungkan sungai Chao Phraya River. Sekali perjalanan, cukup 20
bath atau sekitar Rp10 ribu per orang. ( Ham )