Surabaya - Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya tahun 2020 memang belum
diputuskan di DRPD Surabaya. Namun, APBD yang ditargetkan digedok 10 November
2019 itu nilainya mencapai Rp 10,322,025,903,013 atau Rp 10,3 triliun.
Dengan anggaran sebesar
itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah mencanangkan berbagai program
prioritas untuk dikerjakan pada tahun 2020. Program tersebut mulai dari
infrastruktur, kesehatan hingga bidang pendidikan.
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi mengatakan prioritas
pembangunan itu sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Surabaya. Fokusnya tahun depan adalah infrastruktur, kesehatan dan
pendidikan. “Visi wali kota itu dituangkan dalam RPJMD, dan fokusnya tiga bidang
itu,” Papar Eri.
Eri menjelaskan bahwa, khusus
infrastruktur tahun depan akan melanjutkan pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat
(JLLB) ruas Sememi ke Utara-Fly Over Teluk Lamong, dan melanjutkan Jalan
Lingkar Luar Timur (JLLT) ruas Nambangan-Kedungcowek.
Selain itu, lanjut Eri,
ada pula pengadaan tanah dan pelebaran frontage road Wonokromo, pengadaan tanah
dan pembangunan jalan akses menuju Gelora Bung Tomo, dan pengadaan tanah seerta
pembangunan jalan akses Lapangan Tembak.
Ia mengatakan, ada pula
pengadaan tanah dan pembangunan Jembatan Gunungsari (Gajah Mada), pembangunan
box culvert diversi Gunungsari, pembangunan Jembatan Joyoboyo, Jembatan Ngagel,
dan Jembatan Undaan Wetan-Undaan Kulon.
Menurutnya, tahun depan
juga akan membangun pedestrian di 18 lokasi, dan pembangunan rumah pompa pada 2
lokasi, pengadaan pemasangan pompa air pada 7 lokasi dan pengadaan alat berat.
“Itu semuanya berada di
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan. Tahun depan, anggaran mereka mencapai
Rp 1,2 triliun,” ujarnya.
Eri menyampaikan, dalam
bidang kesehatan, tahun depan ada inovasi besar-besaran, yaitu pembangunan
fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) dan radioterapi di RSUD
dr M. Soewandhie.
Dua fasilitas ini
dinilai sangat penting karena pasien kanker di Kota Surabaya cukup tinggi.
“Makanya, Bu wali menginginkan fasilitas tambahan ini karena warga Surabaya sangat
membutuhkannya,” tandasnya.
Sedangkan dalam bidang
pendidikan, anggarannya melebihi 20 persen dari total APBD. Anggaran itu
untuk membiayai pendidikan gratis SD-SMP, apalagi perhitungan BOPDA sudah
per-rombel, bukan per-kepala lagi.
Ia menambahkan bahwa, nanti
akan ada pemberian jasa pelayanan bagi guru sekolah swasta sebanyak Rp 1 juta
per orang per bulan. “Ada pula berbagai beasiswa yang disediakan oleh pemkot,
sehingga anggarannya juga lumayan besar,”imbuhnya.