Surabaya- Inovasi
pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandhi dan RSUD Bhakti Dharma
Husada (BDH). Terus di lakukan oleh Pemkot Surabaya, ada dua pelayanan yang
akan digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni Radioterapi di RSUD dr
Soewandhi dan Kedokteran Nuklir di RSUD BDH.
Rapat koordinasi yang
berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam Surabaya tersebut,
dihadiri pula para akademisi dari berbagai universitas dan Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN) Senin, (16/09/2019). Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma
meminta dukungan penuh kepada pihak-pihak terkait untuk mewujudkan dua
pelayanan itu.
“Saya berharap para
dokter untuk membantu pelayanan itu, terus terang saya kasihan para pasien
penyakit kanker yang menunggu antrian untuk radioterapi terlalu lama,” papar
Wali Kota Risma.
Dia mengatakan, para
pasien penderita penyakit kanker selama ini menunggu antrian untuk radioterapi
kurang lebih minimal 4 - 6 bulan. Sebelum itu, mereka hanya rawat jalan
dan terapi pada umumnya.
Karena itu kemudian
pihaknya tergerak untuk menciptakan inovasi pelayanan radioterapi. Hal ini
mengingat jumlah rumah sakit di Surabaya yang menyediakan pelayanan tersebut
hanya beberapa.
“Nantinya ini akan
sangat membantu para pasien, kalau perlu ruangannya didesain berbeda agar tidak
seperti di rumah sakit. Mari kita bantu mereka bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan,
pembaharuan pelayanan ini akan secepatnya direalisasikan.
Meskipun sebelumnya
radioterapi dan kedokteran nuklir sudah pernah diterapkan di RSU dr Soetomo.
Namun, seiring berjalannya waktu pelayanan itu sudah tidak ada.
“Ada beberapa rumah
sakit, seperti Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL), Adi Husada, yang menerapkan
sistem pelayanan radioterapi. Tetapi untuk Kedokteran Nuklir hanya ada di empat
kota besar di Indonesia saja,” jelasnya.
Inovasi tersebut,
lanjut dia, sengaja disiapkan untuk melayani warga Kota Surabaya. Meskipun
sebelumnya RSU dr Soetomo juga pernah memiliki pelayanan itu.
“Tidak perlu khawatir,
kami terus berupaya untuk melayani masyarakat yang terbaik,” terangnya.
Setelah melakukan
rapat dengan Wali Kota Risma, ia mengaku langsung menggelar koordinasi dalam
pembentukan tim pelayanan Kedokteran Nuklir dan Radioterapi tersebut.
Masing-masing tim tersebut terdiri dari akademisi, dokter, kepolisian, dan
dinas yang terkait.
“Kami sengaja bergerak
cepat, supaya setelah pembentukan tim ini mereka dapat bekerja semaksimal
mungkin,” imbuhnya.
Ia menargetkan, projek
ini dapat selesai di tahun 2020 mendatang. Sehingga semua persiapan dilakukan
sejak saat ini.
“Mudah-mudahan 2020
kelar dan bisa beroperasional, untuk pembangunan ruangan nanti bisa
berkoordinasi dengan Dinas Cipta Karya,” ungkapnya.
Kepala Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN), Hendrig Winarto mengatakan, pihaknya siap mendukung
penuh dua program yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya itu.
“Sebenarnya nuklir
itukan banyak manfaatnya, bisa digunakan energi bauran, termasuk kedokteran nuklir,”
ujarnya. ( Ham ).