Surabaya- Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini menerima kunjungan Ketua Masyarakat Adat Tanah Papua
sekaligus Staf Khusus Presiden untuk wilayah Papua, Lenis Kogoya. Pertemuan itu
berlangsung di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam Surabaya sekitar pukul
19.45 WIB, Selasa (20/08/2019). Pertemuan berlangsung sekitar dua jam itu, juga
dihadiri perwakilan mahasiswa Papua serta Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya
(IKBPS).
Dalam pertemuan yang
berlangsung hangat dan penuh canda itu, Wali Kota Risma banyak bercerita tentang
adik-adik mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Surabaya. Selama ini,
mereka di Surabaya sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan event besar
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Seperti acara Surabaya Cross Culture hingga
perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS).
“Adik-adik ini
(mahasiswa Papua) sering mereka ikut kegiatan tari-tarian di Balai Kota, sering
datang juga kalau kita ada acara. Kalau kita ada kunjungan tamu dari Papua,
mereka (adik-adik) juga ikut datang,” paparnya..
Menurutnya, selama ini
hubungan masyarakat Surabaya dengan warga asli Papua berjalan baik, bahkan
seperti saudara. Terlebih, Wali Kota Risma sudah menganggap adik-adik dari
Papua yang tinggal di Surabaya seperti anaknya sendiri. Selama menempuh
pendidikan di Surabaya, mereka juga diberikan fasilitas dalam upaya
mengembangkan bakat dan minat. Seperti pelatihan komputer dan bahasa Inggris.
“Mereka kan jauh dari
orang tua, karena itu saya selalu sampaikan ke anak-anak itu, agar menjadi
orang yang sukses. Orang tuamu di sana pingin anaknya jadi. Mesti kalau ketemu
anak-anak saya selalu sampaikan itu,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemkot
Surabaya juga sering menerima kunjungan mama-mama Papua. Mereka berkunjung ke
Surabaya untuk belajar seputar pemberdayaan ekonomi dan program-program
wirausaha. “Mereka mama-mama Papua itu datang dari berbagai wilayah untuk
belajar di Surabaya, mulai dari tanam sayur, bikin baju, sampai bikin bakso
ikan,” kata dia.
Tidak hanya itu, Wali
Kota Risma mengaku, warga Papua yang tinggal dan menetap di Surabaya juga biasa
berbaur dengan masyarakat sekitar dan juga terlibat dalam kegiatan di kampung.
Selain itu, banyak juga warga asli Papua yang sukses di Surabaya dan menjadi
Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya.
“Ada Kabag Humas itu
asli dari Papua, dua Camat di Surabaya juga asli Papua, terus ada Kepala Bidang
Satpol PP juga dari Papua. Masyarakat di Surabaya ini multi etnis, ada dari
Ambon, Aceh, Pontianak, Padang, NTB, kita tidak pernah membeda-bedakan semua
ada di Surabaya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua
Masyarakat Adat Tanah Papua sekaligus Staf Khusus Presiden untuk wilayah Papua,
Lenis Kogoya menilai, bahwa selama ini Wali Kota Risma banyak membantu warga
asli Papua yang tinggal di Surabaya. Khususnya adik-adik Papua yang menempuh
pendidikan di Kota Pahlawan.
“Kita di Istana
(Presiden) ini kan sudah ada orang Papua, di sini Surabaya sudah dilakukan juga
ternyata. Kepala Dinas, Kepala Distrik, Camat juga ada orang Papua juga
dipasang. Ini kan terobosan baru mungkin semua provinsi bisa belajar ke
Surabaya,” kata Lenis.
Apalagi, seringkali
mama-mama Papua datang ke Surabaya untuk belajar terkait wirausaha. Karena itu,
ia sebagai asli warga Papua merasa bangga dengan sosok kepemimpinan Wali Kota
Risma. “Berarti ini level (wali kota) sudah atas, saya bangga itu mama (Wali
Kota Risma),” katanya.
Maka dari itu, Lenis
berharap, adanya miss komunikasi yang terjadi beberapa waktu lalu, tidak perlu
dipersoalkan dan diungkit-ungkit lagi. Namun, bagaimana berpikir untuk masa
depan Indonesia, khususnya membangun Papua. ( Ham )