Surabaya- Konsep
pembangunan Alun – alun ditengah Kota Surabaya menurut , Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi , sesuai dengan arahan
Wali Kota Risma, alun-alun tersebut, akan dikonsep berbeda. dan akan dilengkapi
dengan amphitheater serta tribun tempat duduk untuk pertunjukan seni.
“Ruang publik bawah
tanah ini, akan jadi yang pertama di Surabaya, sebelumnya kami belum pernah membangun
yang seperti ini,” papar Eri.
Di sisi lain, Maztri
Indrwanto Pakar Tata Kota Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya
mengatakan, keberadaan alun-alun
Surabaya itu secara tidak langsung keberpihakan pemkot dalam mendukung gerakan
pejalan kaki.
Di tengah kota yang
saat ini, dipandang masif dengan kegiatan ekonomi, bangunan dan manusia,
nantinya, kualitas udara akan semakin meningkat. Sebab, pergerakan kendaraan
bermotor akan mulai bergeser dari pusat kota ke kawasan pinggiran.
“Manfaat lain yang
didapat adalah kualitas udara di pusat kota nanti akan semakin meningkat.
Karena nantinya kendaraan bermotor terkurangi dan inilah tantangan rentetannya,”
ujarnya.
Sehingga suatu saat,
lanjut Maztri, masyarakat yang punya maksud dan tujuan ke pusat kota, dilakukan
dengan berjalan kaki atau bersepeda. Keberadaan alun-alun itu nantinya, akan
menggeser kendaraan bermotor ke kawasan pinggir. Hal ini terintegrasi dengan
infrastruktur jalan yang telah disiapkan Pemkot Surabaya.
“Ini nyambung dengan
jaringan transportasi yang ada, seperti Middle East Ring Road (MERR), Jalur
Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Jalur Lingkar Luar Timur (JLLT),” tandasnya.
Maztri menjelaskan,
untuk memulai proses pembangunan alun-alun itu pastinya ada dampak lain yang
ditimbulkan. “Tapi ke depan itu sebagai momentum, untuk sosialisasi bahwa ke
depan pejalan kaki dan non motor itu akan didorong,” ungkapnya.
Ia berharap, agar
masyarakat menerima keberadaan alun-alun ini tidak hanya sekadar bentuk
bangunan kegiatan. Akan tetapi juga bisa melihat fungsi lain dari manfaat
alun-alun di tengah kota itu. Namun tentunya hal ini juga harus diimbangi
dengan jalur sepeda yang ada untuk terus dimaksimalkan.
“Sehingga jauh-jauh
ini masyarakat perlu dipahami bahwa ini, awal untuk menata sistem
transportasi,”tambahnya. ( Ham )