Surabaya-Usai pagi
harinya delegasi Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival
(SCCIFAF) 2019, mengikuti rangkaian acara parade di sepanjang Jalan Tunjungan
dan finish di rumah dinas wali kota, kali ini mereka dijamu welcome
dinner di Taman Surya Balai Kota..
Berbagai kuliner
tradisional khas Surabaya disuguhkan untuk memanjakan para delegasi. Kuliner
tradisional itu diantaranya, soto ayam, sate ayam, rawon, rujak, bakso hitam,
semanggi, gado-gado serta lontong kikil.
Para delegasi dan
jajaran di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tampak antusias
menikmati jamuan makan malam, sembari menyaksikan kesenian tari-tarian khas
Surabaya. Lantunan irama musik dan gamelan yang saling bersahutan, serta
ditemani angin semilir, semakin menambah suasana keceriaan malam itu.
Selain jamuan makan
malam, pada kesempatan ini juga digelar awarding dan penyerahan piala juara
umum Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim ke-VI kepada Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini. Dalam gelaran Porprov ke-VI, Kota Surabaya kembali untuk yang
keenam kalinya menjadi juara umum.
Dalam sambutannya,
Wali Kota Risma berpesan kepada para atlet, agar tetap rendah hati dan tidak
merasa sombong atas keberhasilan itu. Menurut dia, di atas langit masih ada
langit dan di bawah bumi masih ada bumi. Artinya, masih banyak orang yang lebih
berprestasi di luar sana. Karena itu ia berharap, mereka tetap rendah hati dan
tidak merasa sombong atas keberhasilan itu.
"Jadi jangan
menjadi sombong karena juara anak-anakku. Karena itu, kita harus terus bekerja
keras agar tetap menjadi juara. Contohlah seperti padi, dia semakin berisi
semakin menunduk," papar Wali Kota Risma kemarin..
Pada kesempatan itu,
Wali Kota Risma juga mengucapkan selamat datang kepada seluruh delegasi SCCIFAF
di Kota Surabaya. Pihaknya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Council
of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) Indonesia yang
terus mendukung Festival Seni Tradisional Internasional Lintas Budaya Surabaya
sejak 2015.
“Penghargaan saya yang
terdalam juga bagi semua pemain, peserta Festival dari Indonesia, Ceko, Jepang,
India, Polandia, Timor Leste, Bulgaria, Uzbekistan, Rusia, Italia, Thailand,
Meksiko, dan Cina. Terima kasih atas partisipasi anda,” tuturnya.
Wali kota perempuan
pertama di Surabaya ini juga menyampaikan, bahwa Festival Lintas Budaya ini
diselenggarakan tidak hanya untuk pertukaran budaya dan tujuan promosi
pariwisata. Tetapi yang paling penting adalah untuk menumbuhkan persahabatan di
antara negara-negara dari seluruh dunia.
“Surabaya adalah rumah
bagi orang-orang dari berbagai etnis dan suku. Kita dapat bertemu orang-orang
dari hampir semua suku di Indonesia. Itu karena Surabaya adalah kota pelabuhan
tertua di Indonesia di mana orang-orang dari semua wilayah dan banyak negara
datang untuk melakukan perdagangan dan banyak kegiatan lainnya di kota ini,”
jelasnya.
Wali Kota Risma juga
menjelaskan, bahwa aneka kuliner khas Surabaya yang disajikan malam itu
merupakan makanan favorit setiap tamu yang datang ke Surabaya. Baik tamu dari
lokal maupun mancanegara. Ia berharap kunjungan para delegasi di Surabaya dapat
membawa kesan positif tentang kota dan persahabatan yang lebih kuat dengan
negara-negara peserta lainnya.
“Selamat menikmati
Kota Surabaya, makanan, dan keramahan orang-orang kami di Surabaya. Saya
berharap Surabaya bisa menjadi rumah kedua. Orang-orang kami akan menjadi
keluarga baru Anda,” pungkasnya.
Sebagai diketahui,
perhelatan parade lintas budaya tahun 2019 ini diselenggarakan di Kota Surabaya
selama lima hari, yakni pada 21 - 25 Juli 2019. Tahun ini diikuti 13 Negara dan
6 lintas provinsi di Indonesia. 13 Negara tersebut, diantaranya adalah Jepang,
India, Polandia, Ceko, Timor Leste, Bulgaria, Uzbekistan, Russia, Mexico,
Thailand, Italy, Busan, dan Guangzhou. Sementara enam lintas provinsi yakni,
Kabupaten Banggai, Pangkalpinang, Kota Solok, Jawa Barat, dan Mengwi (Bali).
(Ham)