Surabaya- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen menambah ruang publik di Kota
Pahlawan. Dengan banyaknya ruang publik seperti taman, warga Surabaya bisa
menyalurkan bakat, kreativitas, bersosial dan berinteraksi satu dengan yang
lain. Terlebih, kehadiran ruang publik turut mempercantik estetika kota dan
menyeimbangkan temperature udara.
Salah satu ruang publik
yang baru diresmikan itu adalah Taman Ex Incinerator yang merupakan bagian dari
Taman Harmoni Keputih. Taman baru itu, memiliki luas mencapai 2,8 hektar dengan
luasan lahan yang sudah dibangun tahun 2019 mencapai 1,2 hektar. Taman Ex
Incinerator, dulunya merupakan eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Atas
inisiasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, taman itu kemudian diubah menjadi
ruang publik yang indah dan futuristik.
Sekjen United Cities and
Local Government (UCLG) Asia Pasifik (Aspac), Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi,
mengapresiasi atas upaya Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi
masyarakat. Menurutnya, di berbagai negara besar, ruang publik seperti taman
sudah sangat jarang ditemui di tengah kota. Karena itu, pihaknya sangat
mendukung langkah Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi warga kota.
“Memang Surabaya itu
sudah menjadi inspirasi untuk kota-kota besar di dunia. Banyak sekali yang
sudah dengar tentang Kota Surabaya,” papar Bernadia saat berkunjung ke Taman Ex
Incinerator, Keputih Surabaya, Senin, (17/6/2019).
Dalam kunjungannya itu,
Sekjen UCLG Aspac ini hadir bersama beberapa delegasi. Mereka diantaranya, Ms. Fanny
Salle, Vice President of the Province Loire Atlantique, Mr. Simone Gioventti
Project Officer Cites Unies France and UCLG working group on prevention and
management of teritorial crisis, David Sagita UCLG ASPAC Public Space
Specialist dan M. Helmi Abidin DRR Coordinator UCLG ASPAC.
Bernadia menyampaikan
setiap berkunjung ke Taman Ex Incinerator, selalu ada hal baru yang menarik,
walaupun konstruksi tamannya itu masih belum tuntas 100 persen. Namun begitu,
jika dilihat dari fingerprint yang ada, ia menilai idenya sangat brilliant dan
bagus. Bahkan, pihaknya juga mengapresiasi atas dibangunnya 70 taman baru di
Kota Pahlawan.
“Impressive (berkesan)
sekali, ada 70 taman baru yang dibangun tahun ini di Surabaya, karena rata-rata
di kota besar itu ada keterbatasan lahan, tapi karena komitmen sangat tinggi
dari seorang leader (Wali Kota Risma), sehingga lahan terus ada untuk
disediakan (ruang publik),” ujarnya.
Menurutnya, prioritas
pembangunan ruang publik itu tergantung dari kebijakan Pemerintah Daerah
(pemda) setempat. Ia menyebut, kebanyakan di kota-kota besar, pemda lebih
memprioritaskan untuk pembangunan mal, hal ini berbeda dengan Kota Surabaya.
Makanya, pihaknya sangat mendukung sekali langkah Wali Kota Risma menyediakan
ruang publik bagi masyarakat.
“Karena sebetulnya ruang
publik itu sendiri tergantung dari prioritas Pemda itu sendiri. ada pemda yang
memprioritaskan untuk mal-mal, jadi semua itu komitmen tergantung dari Pemda,”
jelasnya.
Ia menilai, ruang publik
seperti taman kota itu sangat penting. Sebab, selain berfungsi menjaga kualitas
udara, ruang publik dinilai dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menyalurkan
bakat dan kreatifitasnya.
“Jadi ruang publik
Surabaya itu sudah menjadi referensi kota-kota besar di dunia. Setiap saya
berkunjung ke sini (Surabaya) selalu ada perubahan-perubahan yang lebih baik
sekali,” katanya.
Di waktu yang sama, Vice
President of the Province Loire Atlantique France, Ms. Fanny Salle menilai
bahwa pembangunan ruang publik seperti taman di Surabaya sangat bermanfaat
untuk masyarakat. Selain itu, keberadaan ruang publik di tengah kota juga
sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk saling berinteraksi dan bersosial satu sama
lain.
“Ini bisa menjadi
referensi untuk visit (kunjungan) dari negara di Eropa, agar anak anak kita
nanti merasakan kesegaran, dan sangat menarik jika masyarakat kita (Perancis)
berkunjung segera ke sini,” kata Fanny.
Menurut dia, keberadaan
ruang publik seperti taman dapat berfungsi untuk menyeimbangkan temperature dalam
kota. Komitmen Pemkot Surabaya menyediakan taman atau ruang terbuka hijau di
tengah kota merupakan langkah tepat.
“Sangat mengesankan bagi
kita di Eropa, bagaimana kota di sini (Surabaya) menghadapi masalah cuaca
panas, tapi dapat diatasi dengan cara membangun taman untuk menambah kesegaran
di dalam kota,” terangnya.
Ia mengungkapkan di
kota-kota besar Perancis, tidak memiliki cukup alam terbuka, seperti pepohonan
dan taman. Jadi ketika musim panas tiba, masyarakat banyak yang memilih untuk
berpindah. Oleh karena itu, ia mengaku bakal mencontoh apa yang telah dilakukan
Wali Kota Risma dengan membangun taman atau ruang publik di tengah kota.
“Tempat seperti ini
sangat penting untuk dimiliki anak kita nantinya. Untuk hidup, untuk
bersosialisasi, dan untuk menyeimbangkan temperature dalam
kota,” tambahnya. ( Ham )