BLITAR - Puluhan
pedagang di Kota Blitar menggelar aksi unjuk rasa mendesak Pemkot Blitar agar
mencabut perijinan pengunaan gedung Graha Patria untuk Bazar Ramadhan Ramayana.
Koordinator Aksi, Ferry Yuswanto Panese mengatakan unjuk rasa dari perwakilan
Pedagang Cinta Damai Kota Blitar meminta DPRD Kota Blitar mengeluarkan
rekomendasi kepada Pemkot Blitar agar segera mencabut ijin penggunaan gedung
GrahaPatria yg digunakan PT Ramayana Lestari Sentoso Tbk untuk mengadakan Bazar
Ramadhan Ramayana di Kota Blitar.
Ferry menganggap beroperasinya Bazar Ramadhan Ramayana di
Graha Patria berdampak kepada masyarakat khususnya para pedagang di Kota
Blitar. Menurutnya, pada bulan puasa Ramadhan biasanya para pedagang di Kota
Blitar ini dapat meraih untung karena ramai pembeli namun karena adanya Bazar
Ramadhan Ramayana ini menyebabkan toko2 di Kota Blitar sepi pembeli.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Sutanto
mengatakan DPRD Kota Blitar belum mengeluarkan rekomendasi terkait masalah itu.
Namun pihaknya sudah mengirim surat terkait keluhan pedagang dengan adanya
Bazar Ramadan Ramayana kepada Pemkot Blitar.
Kepala Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja & Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Blitar, Suharyono mengatakan Pemkot Blitar segera
melakukan rapat terkait tuntutan dari para Pedagang Cinta Damai Kota Blitar
itu. Suharyono menjelaskan sebenarnya untuk pendirian BazarRamadhan Ramayana di
gedung Graha Patria ini sudah sesuai dengan prosedur.
Menurutnya, penggunaan Gedung Graha Patria sendiri
sebenarnya memang disewakan untuk umum maupun swasta. Sehingga, tegasnya,
pendirian Bazar Ramadhan Ramayana di gedung Graha Patria sudah sesuai dengan
prosedur. Sekitar jam 9 pagi tadi, massa yg tergabung dalam MataRantai atau
Masyarakat Kota Blitar Cinta Damai mulai melakukan aksi demo diawali di depan
Kantor Gedung DPRD Kota Blitar.
Setelah itu, massa bergerak menuju ke Kantor Pemerintahan
Kota Blitar. Di Kantor Pemkot Blitar, perwakilan dari massa ini ditemui
perwakilan PemkotBlitar di antaranya Asisten I Pemkot Blitar, Wikandrio, serta
Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja & Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Blitar, Suharyono.
Di tempat terpisah pemilik Departement Store Apollo
Chandra Sahputra yang lokasinya tidak jauh dari kegiatan bazar menyampaikan
bahwa dengan adanya bazar yang diselenggarakan Ramayana ini menguntungkan
baginya karena pembeli dari Bazar Ramayana banyak yang mampir ketempatnya
membeli pakain. “ Dengan era globalisasi ini kita tidak bisa mencegah pak,
sekarang sudah banyak pengusaha pengusaha raksasa yang semacam Ramayana,
Matahari yang siap buka di daerah kita juga gak bias menghalangi karena kita
sudah siap untuk mengantisipasi jadi gak mungkin kita melarang masuk.
Dengan adanya itu kita lebih termotivasi untuk lebih
meningkatkan bagaimana supaya konsumen itu tetap belanja ditempat kita, dengan
harga, dengan pelayanan yang lebih baik.kalau kedatangan pengusaha semacam itu
kita sudah siap. Justru dengan adanya bazar Ramayana kadang kadang kita
diuntungkan, karena traffictnya kesitu tapi orang yang belanja belum tentu cocok
belanja disitu, jadi rela berjalan kesini parkirnya disitu belanja ditempat
saya.” Ujar Chandra
Berbeda dengan Chandra pemilik Arjuno Fashion Handoko
berkomentar “ Saya tidak keberatan seandainya Ramayana ini disini tidak
keberatan tapi tolong Ramayana cari tempat yang besar ijin bangun atau di
Blitos (Blitar Town Square) sewa yang disitu. Tau taunya inikan hari raya
kesempatannya kita pedagang pasar dan toko, Garmen itu enam bulan tidur enam
bulan baru bangun, tau tau Ramayana disitu,tempatnya disitu memang gedung punya
pemerintah siapapun boleh. Tapi ini yang disitu jelas orang pandai, cara
memainkan iklan, cara pemasaran pandai yang sekiran satu tidak untung diberi
kupon orang nanti kesitu.
Jadi managemen pemasaran sudah ahlinya sudah kuat
saingannya Matahari , Ramayana. Apakah sangat pengaruh atau tidak..? Insya
Allah sangat pengaruh. Ini kan belum main kita belum main tapi dia sudah main.
Maksudnya kalau toko puasa awal belum
main, lek dia (Ramayana red) langsung
tancap gas kan. Karena gebyarnya dapat,brandnya dapat, publikasinya dapat.
Istilah kita wayah panen dipanen orang lain .“ Ujar Handoko. Usai dari Pemkot Blitar massa membubarkan
diri pada jam 11.00 siang. (VDZ)