Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya
memperingati Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-726 hari ini, Kamis,
(31/5/2018). Acara yang berkonsep resepsi itu dihadiri oleh seluruh jajaran
Pemkot Surabaya dan semua Forkopimda Kota Surabaya serta para veteran dan tamu
undangan. Karena berkonsep resepsi, maka para peserta upacara hingga Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini berbusana ala Cak dan Ning.
Sepanjang acara resepsi, musik
gamelan khas Suroboyoan selalu mengiringi setiap acara hingga akhir. Bahkan,
ada pula paduan suara pelajar Surabaya yang membawakan lagu-lagu daerah khas
Surabaya. Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menandatangani kota
kesepahaman (MoU) dengan pihak Lion Air dan kemudian dilanjutkan dengan
pemberian 98 penghargaan kepada masyarakat dan para tokoh yang dinilai
mendukung perkembangan Kota Surabaya.
Pada saat itu, Wali Kota Risma juga
menerima sebuah lukisan wajahnya yang dihiasi pula dengan bunga-bunga Tabebuya.
Tak lupa, saat itu Wali Kota Risma juga menyerahkan pemberian izin pemakaian
rumah bagi para veteran.
Setelah itu, giliran 726 penari
cilik atau anak-anak menampilkan tari remo. Jumlah itu diambil dari Hari Jadi
Kota Surabaya yang sudah memasuki usia ke 726. Dengan alunan music gamelan,
tiba-tiba ratusan anak kecil itu datang dari sisi timur dan sisi barat Balai
Kota Surabaya. Mereka langsung menyedot perhatian warga Surabaya yang menonton
upacara dan tamu undangan yang hadir.
Kemeriahan tak berhenti sampai
disitu, sebab acara berikutnya adalah operet Sura ing Baya yang
menampilkan social drama cerita Raja Wijaya dan perang tartar. Semangat anak SD
dan SMP kala itu sangat luar biasa, terik panas matahari tak menyurutkan mereka
untuk tampil. Kemudian, resepsi itu dilanjutkan penampilan music hadrah yang
tiba-tiba mendobrak suasana.
Musik patrol dan music keroncong
juga menjadi pelengkap resepsi HJKS itu. Yang tak kalah menariknya, anak-anak
yang memakai baju adat dari berbagai daerah, tersaja dalam resepsi itu, mereka
terlihat akrab dan menari bersama, sehingga keberagaman sangat terasa dalam
resepsi yang dikemas dengan luar biasa itu.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma
mengajak warga Kota Surabaya, terutama anak-anak untuk siap menghadapi
pasar bebas global. Sebab, hal itu akan berdampak pada perdagangan barang dan
jasa. Kenyataan ini harus dihadapi dan bahkan harus menajdi cambuk untuk
meneguhkan persatuan dan kesatuan. “Kini saatnya kita berdiri dan bergandeng
tangan seraya berteriak, Kita Pasti Bisa!” tegasnya.
Menurut Wali Kota Risma, untuk
menghadapi perdagangan bebas global 2020, telah dikembangkan usaha berbasis
kewirausahaan dan kemandirian yang telah berkembang pesat, yaitu Koperasi dan
Pra Koperasi Toko Kelontong 10 Rumah Susun tersebar di Surabaya. Ia menjelaskan
bahwa hingga saat ini sudah ada pembinaan terhadap 342 toko kelontong dalam
wadah tujuh koperasi toko kelontong dan 10 Pra Koperasi Toko Kelontong di
Kecamatan.
“Diharapkan tahun ini akan terbentuk
31 koperasi toko kelontong di kecamatan. Yang akan difasilitasi aplikasi untuk
memudahkan kulakan dengan harga yang lebih murah. Bentuk Koperasi dipilih untuk
mengakumulasi kekuatan ekonomi rakyat dan keuntungan kembali ke anggotanya,”
kata dia.
Wali kota perempuan pertama di Kota
Surabaya itu juga mengaku sangat bersyukur soliditas dan semangat warga kota
dengan segenap pemangku kepentingan Surabaya yang sangat sungguh luar biasa,
terutama dalam menghadapi rintangan ataupun hambatan dan bahkan cobaan. “Dengan
keteguhan dan persatuan warga kota, kita bisa membuktikan kemajuan dan
keberhasilan Kota Surabaya yang signifikan,” ujarnya.
Alhasil, angka kemiskinan di Kota
Surabaya turun menjadi sekitar lima persen, sementara warga kota yang mempunyai
daya beli tinggi naik dari 13 persen menjadi 47 persen dalam kurun waktu
2010-2017. Selain itu, dalam penanggulangan banjir, seluas 1.448 hektar sudah
berhasil diatasi. Tinggal sekitar 2,3 persen luasan langganan banjir yang berhasil
diatasi dengan penurunan air yang lebih cepat.
“Dalam rentang waktu delapan tahun
terakhir ini, Surabaya mengalami penurunan suhu udara sekitar dua derajat
celcius, hal itu tidak lepas dari penambahan luasan ruang terbuka hijau dan
pemanfaatan air secara efektif di Surabaya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Risma
optimis bahwa warga Surabaya dan anak-anak Surabaya akan mampu menghadapi pasar
bebas global. Selaku anak dan cucu para pahlawan, ia yakin anak-anak Surabaya
bisa menjadi pemenang.
“Kita harus kuat, tidak ada kata
menyerah dan putus asa dan tetap harus serius bekerja keras di tengah
keterbatasan yang ada. Tidak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha dan
bekerja keras,” pungkasnya. ( Ham )