Surabaya- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya meresmikan 70 taman baru yang tersebar di Kota Pahlawan.
Rinciannya, Surabaya pusat sebanyak empat, utara 10, selatan 16, timur 26 dan
barat 14. Secara simbolis, peresmian 70 taman itu dilakukan oleh Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini bertempat di Taman Harmoni Keputih Surabaya, Kamis,
(16/05/2019). Peresmian itu juga menjadi kado istimewa di Hari Jadi Kota
Surabaya (HJKS) ke-726.
Salah satu taman yang
baru saja diresmikan itu adalah Taman Ex Incinerator yang
merupakan bagian dari Taman Harmoni Keputih. Taman baru itu memiliki luas
mencapai 2,8 hektar dengan luasan lahan yang sudah dibangun tahun 2019 mencapai
1,2 hektar.
Risma mengatakan,
pembangunan Taman Ex Incinerator yang menjadi bagian dari
Taman Harmoni itu dalam rangka pemerataan pembangunan di Kota Surabaya. Selain
itu, bertujuan untuk menyuburkan kembali tanah yang sebelumnya merupakan eks
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, setelah 11 tahun ditutup.
“Momen ini kita
gunakan untuk menandai, kami mencoba membangun secara merata,” ujar dia dalam
sambutannya.
Sebelumnya, Taman Ex-Incinerator ini
merupakan bekas tempat pengolahan sampah yang kemudian disulap menjadi sebuah
konsep taman yang menarik. Bahkan, di taman ini terdapat sarana ruang publik
kreatif, seperti teater terbuka berbentuk lingkaran dan ruang khusus pameran
hasil karya warga Surabaya. Apalagi taman ini memang dikhususkan untuk ruang
publik kreatif.
“Taman ini akan lebih
bagus dari taman-taman yang ada di luar negeri sekali pun. Karena taman ini
penuh bunga. Kalau di sana (negara lain) cuma ada pohon sama rumput, kalau di
sini penuh bunga,” ungkapnya.
Selain sebagai ruang
publik kreatif, Taman Ex Incinerator juga merupakan taman
lingkungan. Karena itu, Wali Kota Risma berharap, melalui taman tersebut ke
depan dapat menjadi wadah untuk mencari solusi berbagai permasalahan Kota
Surabaya.
“Bapak ibu ini
membangun tidak mudah, karena harus diuruk. Tapi saya yakin suatu saat someday taman
ini akan menjadi icon Kota Surabaya yang bahkan terkenal di luar negeri,”
ujarnya.
Masih Risma, pembangunan Taman Ex-Incinerator menggunakan
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya, Corporate Social
Responsibility (CSR), serta bantuan dari United Cities Local Government (UCLG).
Menurutnya, semua taman yang ada di Kota Surabaya memiliki konsep desain yang
berbeda-beda.
“Setiap taman yang
saya bikin selalu punya konsep yang berbeda, lagi pula kalau didesain sama,
masyarakat akan bosan datang ke taman karena semua sama,” imbuhnya.
Wali kota yang juga
menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini mengungkapkan sebanyak 400 lebih taman
yang tersebar di Kota Surabaya bertujuan untuk penghijaun kota. Sekitar 30
persen Kota Surabaya dipenuhi oleh taman yang bermanfaat untuk menurunkan suhu
udara. Hasilnya, saat ini suhu udara di Kota Surabaya telah turun sekitar dua
derajat celcius.
“Nanti sampai suhu
udara di Kota Surabaya mencapai 20-22 derajat celcius. Dulu Surabaya rata-rata
34 sampai 36 derajat celcius. Sekarang sudah 34 derajat ke bawah dan itu ada
datanya, bahkan kalau pagi Kota Surabaya berkabut,” tandasnya.
Pada kesempatan ini,
wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga mengungkapkan bagaimana
pihaknya dapat mengelola tanah bekas TPA itu menjadi Taman Harmoni yang indah.
Pertama, sebelum lahan tersebut dibangun taman, ia harus memastikan bahwa gas
metan yang ada di lokasi tersebut tidak lagi keluar.
“Jadi saya minta
bantuan dari ITS untuk meyakinkan apakah sudah tidak ada gas metannya, karena
gas metan itu yang dapat merusak lapisan ozon,” ujar wali kota kelahiran Kediri
ini.
Kedua, ia menjelaskan,
agar gas metannya tidak keluar maka dilakukan pengurukan, menggunakan tanah
galian dari sungai setinggi satu meter. Dengan begitu, akar tanaman akan tumbuh
subur dan lebih kuat. Terlebih, jika akar tanaman sudah masuk ke dalam bekas
sampah yang diuruk.
“Setelah sampe satu
meter itu akarnya bisa tumbuh, itu artinya tumbuhan itu sudah bisa hidup. Nah,
nanti kalau tumbuhannya sudah bisa masuk ke dalam sampah, dia sudah kuat
posisinya. Jadi kayak gitu teori singkatnya memang agak berat,”
pungkasnya. ( Ham )