Surabaya NewsWeek- Meninggalnya
beberapa petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) di Surabaya. Tri
Rismaharini Walikota Surabaya benar – benar berduka, sebagai perwakilan
pemerintah, ia pun hadir dan mengunjungi atau takziah ke keluarga-keluarga
petugas KPPS yang diduga, meninggal setelah menjalankan tugas saat pemilu.
Selama tiga hari
berturut-turut Risma bersama jajarannya keliling mengunjungi rumah
keluarga petugas KKPS yang meninggal. Di hari ketiga ini, Sabtu (27/4/2019),
Wali Kota Risma giliran mengunjungi keluarga almarhum Hariono yang
bertugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya. Almarhum
merupakan petugas KPPS bagian ketertiban di TPS 45.
Ketika tiba di rumah
keluarga almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan,
Kecamatan Benowo, Risma dan jajarannya disambut hangat oleh pihak keluarga.
Saat itu, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu menyampaikan
belasungkawa dan memberikan bantuan kepada keluarga almarhum.
Wali Kota Risma juga
memastikan bahwa, Pemkot Surabaya siap membantu pendidikan anak almarhum.
Bahkan, istri almarhum Hariono, Mukholifah, sempat meminta pekerjaan
kepada Wali Kota Risma. Pekerjaan yang dimintanya itu diharapkan yang dekat
dengan rumahnya.
Dengan sigapnya, Wali
Kota Risma langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
drg. Febria Rachmanita. Wali Kota Risma pun meminta drg Febria untuk memberikan
pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan. Hari Senin depan,
Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap bekerja, mulai 1 Mei dia akan
bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan.
“Saya mencoba
membantulah, mengurangi beban keluarga ini,” papar Wali Kota Risma seusai
takziah.
Risma berharap ada
evaluasi tentang sistem penyelenggaraan pemilu serentak tahun ini. Sebab, apabila
sistemnya masih sama seperti pemilu 2019 ini, maka banyak petugas TPS yang
kelelahan. “Mungkin ada evaluasi, karena melelahkan memang kalau sistemnya
masih seperti kemarin. Petugas TPS juga berat,” ujar Risma.
Sementara itu, istri
almarhum Hariono, Mukholifah, menyampaikan terimakasih banyak atas bantuan
yang diberikan oleh Wali Kota Risma dan jajaran Pemkot Surabaya. Menurutnya,
memang yang paling penting adalah pendidikan kedua anaknya dan juga kebutuhan
tentang pekerjaan.
“Alhamdulillah katanya
ke Risma, mau bantu pendidikan anak dan juga dikasik pekerjaan. Saya sangat
bersyukur,” ucap Mukholifah sambil matanya berkaca-kaca menahan air mata.
Mukholifah kemudian
menceritakan kronologi meninggalnya sang suami. Ia menjelaskan bahwa, almarhum
Hariono mengalami kelelahan saat, bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis
(18/4/2019) pukul 08.00 WIB. Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluh kepada
istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama
berjam-jam di TPS.
Almarhum yang merasa
kelelahan, seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya,
almarhum badannya terasa sakit, kemudian dibawa ke dokter praktik oleh
keluarganya.
“Kemudian
pada Hari Minggu-Senin, kondisinya semakin drop dan akhirnya pada Hari Senin
(22/4/2019) sekitar pukul 14. 30 WIB, almarhum meninggal dunia di rumah,”
tambahnya. ( Ham )