Surabaya NewsWeek- Kepedulian Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
terhadap anak Surabaya sangat tinggi, apalagi anak yatim piatu yang
ditinggalkan oleh orang tuanya. Makanya, kali ini Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya menelorkan terobosan baru berupa pejabat Pemkot Surabaya dijadikan
orang tua asuh bagi anak-anak yatim.
Bantuan dari para pejabat pemkot itu nantinya akan menanggung
uang sekolah, uang saku dan uang makan anak yatim. Sementara ini, anak yatim
yang dipilih berasal dari tiga kawasan eks lokalisasi, yaitu eks lokalisasi
Sememi, Putat Jaya dan Krembangan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan program ini muncul
setelah tahu data bahwa masih banyak anak-anak yang mempunyai masalah dan saat
ini menjadi anak yatim piatu. Mereka itu ada yang ikut saudaranya atau diasuh
oleh nenek-neneknya.
“Nah, anak-anak ini tentunya membutuhkan uang untuk sekolah.
Kadang mereka juga minder saat tidak punya uang saku untuk sekolah, makanya
kita perlu bantu,” kata Wali Kota Risma dalam sambutannya saat acara penyerahan
buku tabungan kepada anak yatim, piatu, dan yatim piatu program orang tua asuh
di Graha Sawunggaling, Sabtu (9/3/2019).
Menurut Wali Kota Risma, tujuan utama program orang tua asuh ini
untuk memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak yatim piatu di Surabaya,
supaya mereka bisa berhasil dan sukses seperti anak-anak lainnya. Ia pun yakin
bahwa anak-anak yang dibantu para pejabat Pemkot Surabaya ini akan berhasil dan
bukan tidak mungkin akan menjadi wali kota, menteri dan bahkan presiden.
“Jadi, kita harus selalu optimis dan jangan pernah pesimis.
Jangan karena anak yatim kita merasa tidak bisa sukses. Tunjukkan kepada kami
bahwa kalian juga berhak sukses dan berhasil,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para orang tua atau saudara
anak yatim piatu itu supaya menjaga amanah dari pejabat Pemkot Surabaya ini.
Bahkan, ia meminta meskipun ada masalah keluarga, diharapkan tidak mengusik
amanah anak-anak yatim piatu itu.
“Bagaimana mungkin dia bisa menjadi direktur atau manajer kalau
dia tidak punya ijazah. Jadi tolong dijaga aman ini karena tidak mungkin mereka
bisa merubah nasibnya kalau mereka tidak sekolah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga memberikan motivasi
kepada anak-anak yatim piatu yang mendapatkan orang tua asuh. Ia meminta supaya
anak-anak itu tidak malu dan tidak minder kalau hanya tidak punya sepatu bagus
dan tas bagus. Sebab, hal itu tidak berhubungan dan tidak ada kaitannya dengan
kepintaran dan kesuksesan.
“Kepala anak-anakku semuanya, sekarang kalian sudah punya biaya
untuk sekolah, dan saat ini tidak ada alasan lagi bahwa kalian tidak punya uang
untuk biaya sekolah. Mulai sekarang maju terus meskipun sepatu kalian jelek dan
baju kalian jelek, karena bukan itu yang menjadikan kalian sukses dan berhasil.
Kalian bisa sukses karena kemauan kalian, bukan orang lain,” tegasnya.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga memberikan
pencerahan kepada para pejabat Pemkot Surabaya yang telah bersedia menjadi
orang tua asuh. Wali Kota Risma menyampaikan terimakasih atas kesediaannya
menjadi orang tua asuh dan bersedia membantu anak-anak yatim.
“Percayalah bahwa kita tidak akan semakin miskin hanya karena
membantu mereka. Mudah-mudahan yang teman-teman lakukan ini bisa membantu
mereka. Saya tidak bisa membalas apa-apa dan yakinlah bahwa anak-anak ini akan
mendoakan teman-teman pemkot,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Keagamaan dan Swadaya Sosial Dinas
Sosial Surabaya M. Januar Rizal mengatakan hingga saat ini ada 154 pejabat
Pemkot Surabaya yang menjadi orang tua asuh bagi 163 anak yatim. Setiap bulan,
anak-anak yatim piatu ini akan mendapatkan bantuan untuk uang makan, uang saku
dan uang sekolah yang langsung masuk ke rekening mereka masing-masing.
“Nah, jumlah anak yatimnya memang lebih banyak karena ada pejabat
yang menjadi orang tua asuh bagi satu sampai tiga anak. Bantuan dari pejabat
ini langsung masuk ke rekening anak yatim ini, namanya auto debit,” kata
Januar.
Ia memastikan sementara ini memang mengkhususkan bagi anak-anak
yang ada di kawasan eks lokalisasi seperti eks lokalisasi Sememi, Putat Jaya
dan Krembangan. Namun begitu, ia mengaku tidak menutup kemungkinan program ini
akan terus berkembang hingga mencakup anak yatim di seluruh Kota Surabaya.
“Anak-anak yatim ini umurnya mulai 3 sampai sebelum 18 tahun.
Program ini berbeda dengan program permakanan untuk anak yatim, kalau program
permakanan untuk anak yatim saat ini sudah mencapai 4 ribuan lebih,”
pungkasnya. ( Ham )