Surabaya NewsWeek- Pemerintah
Kota (Pemkot) Surabaya terus mengembangkan sistem untuk memonitor dan
mempermudah pelayanan perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat (TBM) di Surabaya.
Kali ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Surabaya
meluncurkan sistem baru bernama DILS (Digital Integrated Library System).
Kepala Dinas Arsip dan
Perpustakaan Surabaya Musdiq Ali Suhudi menjelaskan sejak tahun 2014, Surabaya
sudah mencanangkan kota literasi. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya sudah
mengelola 461 TBM yang tersebar di berbagai kelurahan di Surabaya dan 2
perpustakaan daerah yang ada di Balai Pemuda dan Rungkut. Bahkan, Pemkot
Surabaya juga melakukan pendampingan terhadap 811 perpustakaan sekolah di SD,
SMP, dan madrasah.
“Nah, untuk mengelola
banyaknya perpustakaan itu, dibutuhkan sistem yang mampu memonitor dan
mengawasi petugas serta kegiatannya, sehingga pelayanan perpustakaan lebih
efektif dan efisien. Makanya, kami buat DILS ini,” kata Musdiq saat jumpa pers
di kantor Humas Pemkot Surabaya, Selasa (19/2/2019).
Menurut Musdiq, DILS
ini merupakan sistem perpustakaan terintegrasi digital yang digunakan untuk
mengelola data, terutama mengenai koleksi buku, e-book, maupun sumber referensi
lain agar dapat diakses secara terbuka dan gratis oleh masyaraka. DILS ini
dapat diakses melalui: http://dispusip.surabaya.go.id/dils.
“Sistem ini masih baru dan kami bagi menjadi dua konten, yaitu internal melalui
e-TBM dan eksternal melalui library one search (LOS),” kata
dia.
Konten e-TBM yang
hanya bisa diakses Dinas Arsip dan Perpustakaan ini merupakan sistem
pengelolaan transaksi dan aktifitas perpustakaan, baik di perpustakaan umum,
TBM, maupun perpustakaan sekolah. Tujuan permbuatan e-TBM ini adalah sebagai
media monitoring internal organisasi secara online.
“e-TBM ini bisa
digunakan untuk pengawasan terhadap kinerja petugas di lapangan, pendataan
aktifitas di setiap perpustakaan, pemetaan koleksi buku di seluruh titik
layanan perpustakaan, pendataan pengunjung perpustakaan, pendataan buku
termanfaatkan yang meliputi buku dibaca dan buku dipinjam,” ujarnya.
Selain itu,
konten library one search (LOS) yang merupakan sistem portal
pencarian online satu pintu terkait dengan judul, tema, topik dan lain-lain sesuai
kata kunci pencarian yang berasal dari 4 akses utama, yaitu buku koleksi
perpustakaan/katalog, e-book, video referensi dan referensi ilmiah yang ada di
perguruan tinggi.
“Melalui sistem yang
terbuka untuk umum ini, kita bisa mencari katalog atau koleksi buku-buku yang
ada di perpustakaan umum, perpustakaan sekolah dan TBM. Kita juga sudah
menyediakan e-book untuk menfasilitasi masyarakat yang ingin membaca langsung
lewat handphonenya, kami juga sudah sediakan video referensi misalnya cara
beternak dan memasak,” kata dia.
Yang terbaru, lanjut
dia, Dinas Arsip dan Perpustakaan juga sudah bekerjasama dengan empat perguruan
tinggi di Kota Surabaya untuk mengembangkan referensi buku yang dibutuhkan
masyarakat. Empat perguruan tinggi itu adalah ITS, Petra, Unair, dan Unesa.
“Jadi, melalui sistem
ini kita sudah terhubung dengan perpustakaan di kampus ITS, Petra, Unair dan
Unesa, karena kan selama ini biasanya kita kesulitan mengetahui buku-buku
referensi mereka dan biasanya hanya dikhususkan untuk mahasiswanya
masing-masing,” imbuhnya.
Musdiq menambahkan,
hingga saat ini Dinas Arsip dan Perpustakaan sudah mengoleksi sekitar 1 juta
lebih buku bacaan dari berbagai jenis yang tersebar di perpustakaan umum,
perpustakaan daerah dan TBM.
Namun, bacaan yang
paling favorit adalah buku anak-anak karena yang paling banyak berkunjung
adalah anak-anak yang masih duduk di bangku SD hingga SMA. “Selain buku
anak-anak, fiksi dan buku-buku social juga menjadi favorit para pengunjung
perpustakaan,” pungkasnya. ( Ham )