SURABAYA - Ketatnya pengamanan dalam
persidangan Ahmad Dhani Prasetyo menyisakan protes dari kalangan media yang
merasa dibatasi dalam pengambilan gambar. Namun ketua PN Surabaya Nur Syam
mempunyai alasan khusus kenapa pihaknya menerapkan pengamanan maksimal dalam
sidang Ahmad Dhani ini.
Menurutnya,
ada kekhawatiran dari pihak PN adanya persepsi masyarakat bahwa instutusi ini
dipakai panggung politik oleh terdakwa untuk berkampanye. " Kalau mau
wawancara silahkan di luar, jangan di wilayah pengadilan karena nanti masarakat
bisa salah persepsi. Sebab selama ini meskipun hanya simbol simbol tapi hal itu
sudah mengarah ke salah satu calon. Dan kita ndak mau ditarik ke masalah lain
selain masalah hukum," ujar Nur Syam, Selasa (19/2/2019).
Nu Syam pun
meminta maaf pada wartawan atas ketidaknyamanan dalam peliputan perkara ini.
Dan dia pun menghimbau agar semua pihak turut menjaga agar pengadilan ini
semata mata hanya masalah hukum bukan persoalan lainnya. " Kita tidak
memihak pada siapa siapa siapa dan siapapun yang menang tidak merubah kita.
Kita tetap di pengadilan, apa dengan menang calon yang ini kita dipecat atau
menang satunyapun juga kita tidak di sanjung," ujarnya.
Ahmad Dhani
kembali menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa
(19/2/2019). Saat berjalan dari ruang tahanan sementara menuju ruang Cakra, ADP
begitu dia biasa disapa menyatakan jika dia tidak boleh berkomentar. "
Saya tidak boleh berkomentar ke wartawan sama pak polisi," ujar Ahmad
Dhani.
Dalam persidangan kali ini yang mengagendakan
putusan sela oleh hakim R Anton Wiyopriono, penjagaan yang dilakukan aparat
kepolisian lebih ketat dari sebelumnya. Barisan puluhan polisi di ruang sidang
tampak disiagakan. Bahkan awak media yang akan mengambil gambar Ahmad Dhani
kesulitan karena ketaknya pengamanan. (Ban)